Jumat, 22 Maret 2013

LAPORAN SPL


LAPORAN ILMIAH
STUDI PENGENALAN LAPANGAN 2012

INVENTARISASI
TANAMAN DAN HEWAN
logo spl fix.jpg






NAMA : ENDANG SRI WATI MATARRU
GB : GENETIKA

HIMPUNAN MAHASISWA BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013


BAB I
PENDAHULUAN

I.1        Latar Belakang
Studi Pengenalan Lapangan ( SPL ) merupakan salah satu program kerja Himpunan Mahasiswa Biologi Universitas Hasanuddin yang rutin diselenggarakan tiap tahunnya. Dalam kegiatan SPL ini yang menjadi peserta adalah mahasiswa baru jurusan Biologi dan mahasiswa tahun sebelumnya yang ingin menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Biologi Universitas Hasanuddin
         Kegiatan SPL ini, merupakan proses pengkaderan himpunan yang di dalamnya disisipkan materi-meteri dan kegiatan ilmiah yang mendukung. Dalam pelaksanaan kegiatan ini membutuhkan persiapan yang memadai, mulai dari persiapan peserta dan panita, persiapan acara, lokasi kegiatan,peralatan, serta persiapan lain yang mendukung terlaksananya kegiatan tersebut.
         Lokasi pelaksanaan kegiatan SPL 2012 ini memang dipilih lokasi yang dapat mendukung agenda-agenda yang akan dilaksanakan dalam kegiatan ini. Pegunungan, sungai, jurang, persawahan, hutan, dan padang rumput menjadi medan yang harus dilalui oleh semua peserta. Hal ini dimaksudkan untuk melatih kekuatan fisik, pola pikir, serta softskill lainnya.. Selain itu kegiatan pengambilan sampel yang dilakukan tiap peserta selama perjalanan juga memberikan pembelajaran kepada peserta tentang pembuatan herbarium. Sebagai bentuk evaluasi dari kegiatan SPL 2012, maka perlu dibuat laporan inventarisasi tumbuhan dan hewan ini.

I.2        Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan laporan ini yaitu:
1.      Untuk mengetahui proses inventarisasi hewan dan tumbuhan
2.      Untuk mengetahui cara pengambilan sampel
3.      Sebagai bukti telah mengikuti Studi Pengenalan Lapangan 2012
Manfaat yang bisa didapatkan dari pembuatan laporan ini yaitu peserta kegiatan Studi Pengenalan Lapangan 2012 dapat menganalisis jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang ada di lokasi tersebut dengan menerapkan materi-materi yang telah didapatkan sebelumnya, dan menentukan jenis tumbuhan dan hewan mana yang dominan di lokasi tersebut. Dengan demikian, wawasan peserta kegiatan Studi Pengenalan Lapangan 2012 semakin berkembang lagi.

I.3        Waktu dan tempat
            Laporan ini disusun berdasarkan penelitian yang kami lakukan di desa Baring kecamatan Segeri, kabupaten Pangkep pada tanggal 25 – 27 Januari 2013.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
                                                                             
II.1      Inventarisasi
            Inventarisasi adalah kegiatan melaksanakan pengumpulan, pencatatan atau pendataan. Inventarisasi hewan dan tumbuhan adalah kegiatan melaksanakan pengurusan berupa penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan hewan dan tumbuhan, menyusun daftar hewan dan tumbuhan yang bersangkutan ke dalam suatu daftar inventarisasi hewan dan tumbuhan secara teratur. Dalam hal ini inventarisasi yang dimaksudkan ialah pendataaan hewan dan tumbuhan yang ada di desa Baring, Segeri kabupaten Pangkep (Rakhmalianni, 2012).
            Tujuan umum dari inventarisasi dilakukan dalam rangka usaha untuk memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman dalam menentukan keadaan barang dan dalam rangka memudahkan pengawasan dan pengendalian terhadap barang yang diinventarisasikan. Ketentuan pelaksanaan inventarisasi dengan cara memberi koding pada hewan atau tumbuhan yang diinventarisasikan. Membuat daftar rekapitulasi dan mencatat penambahan barang inventaris lalu menggolongkan berdasarkan golongan atau klasifikasi yang telah ditentukan (Rakhmalianni, 2012).

II.2      Metode Pengambilan Sampel
            Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus. Namun karena sesuatu hal peneliti bisa tidak meneliti keseluruhan elemen tadi, maka yang bisa dilakukannya adalah meneliti sebagian dari keseluruhan elemen atau unsur tadi. Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel masih tetap bisa dipercaya dalam artian masih bisa mewakili karakteristik populasi,  maka cara penarikan sampelnya harus dilakukan secara seksama. Cara pemilihan sampel dikenal dengan nama teknik sampling atau teknik pengambilan sampel (Mustafa,2000).
            Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur . Sampel yang valid ditentukan oleh dua pertimbangan. Pertama : Akurasi atau ketepatan , yaitu tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam sample. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut. Kedua : Presisi. Kriteria kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat presisi estimasi. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita  dengan karakteristik populasi (Mustafa,2000).
       Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling / probability sampling, dan sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling. Yang dimaksud dengan random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol) (Mustafa, 2000).
         Dua jenis teknik pengambilan sampel di atas mempunyai tujuan yang berbeda. Jika peneliti ingin hasil penelitiannya bisa dijadikan ukuran untuk mengestimasikan populasi, atau istilahnya adalah melakukan generalisasi maka seharusnya sampel representatif dan diambil secara acak. Namun jika peneliti tidak mempunyai kemauan melakukan generalisasi hasil penelitian maka sampel bisa diambil secara tidak acak. Sampel tidak acak biasanya juga diambil jika peneliti tidak mempunyai data pasti tentang ukuran populasi dan informasi lengkap tentang setiap elemen populasi. Contohnya, jika yang diteliti populasinya adalah konsumen teh botol, kemungkinan besar peneliti tidak mengetahui dengan pasti berapa jumlah konsumennya, dan juga karakteristik konsumen. Karena dia tidak mengetahui ukuran pupulasi yang tepat, bisakah dia mengatakan bahwa 200 konsumen sebagai sampel dikatakan “representatif”?. Kemudian, bisakah peneliti  memilih sampel secara acak, jika tidak ada informasi yang cukup lengkap tentang diri konsumen?. Dalam situasi yang demikian, pengambilan sampel dengan cara acak tidak dimungkinkan, maka tidak ada pilihan lain kecuali sampel diambil dengan cara tidak acak atau nonprobability sampling, namun dengan konsekuensi hasil penelitiannya tersebut tidak bisa digeneralisasikan. Jika ternyata  dari 200 konsumen teh botol tadi merasa kurang puas, maka peneliti tidak bisa mengatakan bahwa sebagian besar konsumen teh botol merasa kurang puas terhadap the botol (Mustafa, 2000).
            Di setiap jenis teknik pemilihan tersebut, terdapat beberapa teknik yang lebih spesifik lagi.  Beberapa teknik sampling ditunjukkan pada gambar sebagai berikut (Sinollah, 2011):
A.      Probability Sampling
Probability sampling, pada jenis ini peluang terpilihnya masing-masing responden dapat diketahui. Teknik sampling ini meliputi (Sinollah, 2011):
1.      Simple Random Sampling
Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap unsur atau elemen  populasi tidak merupakan hal yang penting bagi rencana analisisnya. Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Teknik sampling ini seperti pada gambar berikut (Sinollah,2011):

2.      Proportinate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan apabila populasi mempunyai anggota/karakteristik yang tidak homogeny dan berstrata secara proportional. Jumlah sampel yang harus diambil harus meliputi masing-masing strata yang ada dengan cara proporsional. Teknik sampling seperti pada gambar berikut ini (Sinollah, 2011):
3.      Disproportionate Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tapi kurang proporsional.
4.      Cluster Sampling (sampling Daerah)
Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Teknik sampling ini seperti pada gambar berikut (Sinollah,2011):
B.      Non-probability Sampling
Merupakan Teknik penarikan sample yang memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi (Sinollah,2011):
1.      Sampling Sistematis
Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”.
2.      Sampling Kuota
Merupakan teknik penarikan sampling dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai pada jumlah (quota) yang diinginkan.
3.      Sampling Aksidental
Merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila orang yang ditemukan pada waktu menentukan sampel cocok dengan data yang diperlukan sebagai sumber data.
4.      Purposive Sampling
Merupakan teknik penentuan sampel yang dilakukan untuk tujuan tertentu saja. Misalnya akan melakukan penelitian tentang disiplin pegawai, maka sampel yang dipilih adalah orang yang ahli.
5.      Sampling Jenuh
Merupakan teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
6.      Snowball Sampling
Merupakan teknik penentuan sampel yang mula-mula dilakukan dalam jumlah kecil (informan kunci) kemudian sampel yang terpilih pertama disuruh memilih sampel berikutnya, dan akhirnya jumlah sampel akan bertambah banyak seperti bola salju yang bergelinding makin lama makin besar.
            Ukuran sampel atau jumlah sampel yang diambil menjadi persoalan yang penting manakala jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang menggunakan analisis kuantitatif. Pada penelitian yang menggunakan analisis kualitatif, ukuran sampel bukan menjadi nomor satu, karena yang dipentingkan alah kekayaan informasi. Walau jumlahnya sedikit tetapi jika kaya akan informasi, maka sampelnya lebih bermanfaat. Untuk dapat menentukan dengan tepat banyaknya jumlah subyek penelitian yang harus diambil, peneliti harus mengetahui terlebih dahulu apa yang menjadi unit analisis dari penelitian. Unit analisis atau satuan subyek yang dianalisis sangat tergantung pada siapa yang diteliti. Apabila penelitian tentang siswa maka sebagai unit analisis adalah siswa (Sabran, 2010).


BAB III
METODOLOGI

III.1     Alat
            Alat yang digunakan pada pengambilan sampel ini adalah alat tulis, kamera, tali rafia 50 m, plastik sampel dan gunting/cutter.

III.2     Bahan
            Bahan yang digunakan pada pengambilan sampel ini adalah semua tumbuhan dan hewan yang terkena atau pun berada dalam wilayah tali rafiah yang dibentangkan, kertas bebas asam, dan alkohol.

III.3     Prosedur kerja
Langkah-langkah yang dilakukan adalah :
1.      Menentukan lokasi pengambilan sampel.
2.      Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan.
3.      Merentangkan tali rafiah sepanjang 50 m pada lokasi pengambilan sampel. Tapi perlu diperhatikan bahwa dalam membentangkan tali rafiah sebaiknya ditarik lurus, tapi jika keadaan lokasi tempat pengambilan sampel tidak memungkinkan untuk menarik lurus maka bentangan tali rafiah dapat disesuaikan dengan kondisi lokasi.
4.      Memastikan tali terbentang secara benar.
5.      Menghitung dan mencatat semua tumbuhan dan hewan yang mengenai sepanjang tali rafiah yang dibentangkan. Penghitungan dilakukan dari 1 ujung tali saja, tidak secara bersamaan dari ujung kiri dan kanan lalu bertemu pada bagian pertengahan, karena hal itu dapat menyusahkan  dalam hal penghitungan.
6.      Untuk tumbuhan dan hewan yang tidak diketahui namanya, kita memotretnya agar memudahkan saat ingin mengidentifikasi tumbuhan dan hewan tersebut.
7.      Memindahkan data yang telah didapatkan ke dalam tabel data.
8.      Menganalisis data yang telah didapatkan.

III.3.1 Pengambilan Sampel

            Metode yang kami gunakan adalah metode line transec secara acak atau random sampling / probability sampling. Prosedur kerja ialah menentukan lahan yang akan dijadikan tempat pengambilan sampel, lalu membentangkan tali rafia sepanjang  50 meter. Selanjutnya mengamati dan menghitung tanaman dan hewan yang berada disepanjang garis tali tersebut.  Data tumbuhan dan hewan yang didapat kemudian dimasukkan ke dalam tabel pengamatan.
Metode pengambilan sampel yang digunakan pada kegiatan ini adalah metode line transek. Metode ini paling baik digunakan untuk mempelajari kelompok hutan yang luas dan belum diketahui keadaannya. Selain itu, metode line transek termasuk metode analisis vegetasi yang mudah dilakukan dan menggunakan alat yang sederhana tetapi data yang diperoleh pun  lebih akurat untuk mengetahui jenis tumbuhan dan hewan yang mendominasi pada daerah tertentu.



III.3.2 Analisis Data
Data yang diperoleh kemuadian dianalisis dengan cara dikelompokkan atau inventarisasi. Untuk tanaman dan hewan yang belum diketahui namanya diberi simbol (misalnya hewan A, tumbuhan A).  Kemudian tanaman dan hewan tersebut di foto menggunakan kamera digital untuk diidentifikasi serta sebagai bukti dalam tahap evaluasi selanjutnya.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1     Hasil
Tabel 1. Tumbuhan
No
Nama Tumbuhan
Jumlah
1.
Tumbuhan A
4
2.
Tumbuhan B
1
3.
Tumbuhan C
1
4.
Tumbuhan D
5
5.
Tumbuhan E
1

Tabel 2. Hewan
No
Nama Hewan
Jumlah
1.
Kaki seribu Julus sp
3
2.
Cacing tanah Lumbricus rubellus
2
3.
Semut hitam Lasius fuliginosus
6
4.
Belalang Valanga sp
1

IV.2 Pembahasan
            Jenis hutan yang kami kunjungi adalah hutan tropis. Vegetasi tumbuh sangat rapat. Jenis tumbuhan pada hutan ini sangat beraneka ragam / heterogen, mulai dari tumbuhan pendek yang hidup didasar hutan hingga tumbuhan tumbuhan yang berukuran tinggi yang terkadang menutupi sinar matahari yang masuk kedalam dasar hutan. Hal inilah yang menyebabkan kelembaban yang tinggi dan gelap sehingga banyak ditumbuhi tumbuhan paku-pakuan. Pohon-pohon dihutan ini dapat mencapai 20 m dengan cabang-cabang berdaun lebat. Didapatkan pula tumbuhan yang menjalar dipermukaan hutan seperti pada batang-batang pohon. Tumbuhan yang paling banyak adalah tumbuhan dengan simbol A dan D. Tumbuhan ini merupakan jenis pohon walalupun ada pula yang ditemukan tumbuhan sejenis tapi yang masih pendek.
            Fauna yang paling sering dijumpai sepanjang perjalanan adalah kaki seribu dan semut. Kaki seribu Julus sp termasuk dalam kelas Myriopoda dengan tubuh beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki. Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat didarat terutama ditempat yang lembab dan basah. Tempat kami mengambil sampel termasuk daerah yang lembab apalagi saat itu sedang musim hujan, jadi untuk menemukan Kaki Seribu Julus sp tidaklah begitu sulit. Selain itu, kami mendapati pula adanya semut hitam Lusius fuliginosus yang termasuk dalam kelas Insecta. Semut yang kami dapatkan mempunyai sarang disekitar pohon. Semut ini membangun sarang agar dapat mengatur suhu sarangnya dalam cuaca yang sangat panas atau sangat dingin. Oleh karena itu, semut ini sering dijumpai karena semuat ini telah mampu beradaptasi dengan kondisi alam sekitarnya. Tanah yang lembab juga merupakan tempat bagi cacing tanah Lumbricus terrestris tinggal.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
            Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
  1. Inventarisasi hewan dan tumbuhan di lokasi Studi Pengenalan Lapangan  dilakukan dengan mencatat semua jenis hewan dan tumbuhan yang menyentuh tali yang dibentangkan.
  2. Cara pengambilan sampel yaitu dengan mencabut atau memotong tumbuhan yang ingin dijadikan sampel dengan mengambil bagian utamanya seperti akar, batang, dan daun.
  3. Melalui Studi Pengenalan Lapangan peserta dapat mengetahui mengenai inventarisasi hewan dan tumbuhan serta pengambilan sampel.

V.2 Saran
Untuk lebih mengefektifkan kegiatan analisa vegetasi yang dilakukan dengan metode line transek panitia diharapkan lebih memperhatikan wilayah bagi peserta untuk pengambilan sampel agar memudahkan selama proses pengambilan data. Saat melakukan analisis vegetasi di lokasi ketika melakukan penghitungan haruslah  teliti. Dan alangkah baiknya jika ingin melakukan analisis vegetasi, kita banyak-banyak membaca literatur tentang tumbuhan dan hewan agar nantinya jika menemukan tumbuhan ataupun hewan, itu akan lebih memudahkan untuk mengidentifikasinya.


DAFTAR PUSTAKA
Mustafa, Hasan. 2000. Teknik Sampling_pdf. http://www.4skripsi.com/metodologi-penelitian/teknik-sampling.html. Diakses pada tanggal 6 Februari 2013 pukul 19.12 WITA.
Rakhmalianni, Fattia. 2012. Inventarisasi. http://www.slideshare.net/fatiarakhmalian/inventarisasi. Diakses pada tanggal 2 Februari 2013 pukul 19.27 WITA.
Sinollah, Sinong. 2011.  Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel. http://www.slideshare.net/sinollah/7-populasi-dan-teknik-pengambilan-sampel. Diakses pada tanggal 6 Februari 2013 pukul 19.49 WITA.
Sabran, Muhammad. 2010. Metode Penelitian. http://forestcreator.wordpress.com/2010/02/13/metode-penelitian/. Diakses pada tanggal 2 Februari 2013 pukul 20.33 WITA.


LAMPIRAN

  1. Foto Tumbuhan dan Hewan

  2. Foto GB
    3. Laporan perjalanan
SPL 2012,, akhirnya hari yang ditunggu pun tiba. 2 bulan pengumpulan bisa terbayar lunas oleh SPL selama 3 hari. Malam sebelum berangkat, saya disibukkan dengan membuat pita hijau yang dijahit  dijilbab (sebelah kanan 20 pita dan sebelah kiri 12 pita). Selain itu, kami juga disuruh membuat papan nama yang berukuran 20cm x 30cm berwarna hijau dengan format Nama, GB dan Nama Cantik (nama cantik saya Thalassemia) yang huruf-hurufnya harus diambil dari Koran. Ditambah lagi papan nama tersebut harus dibungkus plastik padahal uangku saat itu sudah sangat krisis untuk membeli peralatan untuk membuat papan nama itu dan pita-pita hijau tersebut. Sebenarnya malam itu saya mau menginap di ramsis untuk mengerjakan semuanya bersama teman-teman yang lain tapi yang saya pikirkan lagi saat itu adalah karena besok saya berangkat jadi saya mau menghabiskan malam itu bersama orang tua saya. Saya mengerjakan pita hijau dan papan nama dari jam 9 sampai jam 1 malam. Sebenarnya malam itu saya sangat gelisah memikirkan kegiatan besok. Saya takut saat SPL terjadi sesuatu yang tidak diinginkan misalnya kecelakaan atau cedera-cedera saat mendaki. Tapi mungkin karena terlalu kecapekan jadi saya tertidur dengan benang jahit yang masih tertancap dijilbab yang akan saya pakai besok.
Besoknya yaitu tanggal 25 Januari 2013 sebelum berangkat saya pamitan kepada orang tua, cipika….cipiki J saya berangkat jam 9 keramsis dan disana suasananya sudah sangat ramai dengan teman-teman yang masih sibuk menjahit jilbabnya dan membuat papan nama. Ada juga yang masih sibuk packing barang-barang. Sekitar jam 11 kami baru berkumpul dicanopy. Disana barang-barang kami dibongkar ulang untuk di periksa kembali karena takutnya ada barang-barang aneh yang kami bawa seperti makanan ringan atau peralatan mandi. Sambil menunggu kami disuruh yel-yel per GB tapi Alhamdulillah GB GENETIKA tidak yel-yel J
            Lumayan lama kami menunggu hingga sekitar jam setengah 4 kami baru berangkat menggunakan mobil dalmas (mobil tentara) yang berlantai 3 (duduk diatas carel, duduk normal dan lesehan dibawah) hehehehe :D pengalaman itu adalah pengalaman pertama saya naik mobil itu, apalagi saya duduk di lantai yang ketiga kasian. Tapi akhirnya dengan rayuan sedikit saya bisa mengeser kedudukan santi sangaji J Perjalanan menuju Pangkep begitu seru. Saya begitu menikmati perjalanan, ada sawah dan kumpulan gunung yang kami lewati. Untuk menghilangkan kejenuhan kami pun menghibur diri sendiri dengan menyanyikan yel-yel setiap GB namun sedikit diplesetkan.
Satu setengah jam kemudian, Dalmas berhenti disebuah mesjid untuk shalat ashar terlebih dahulu karena waktu shalat ashar sudah hampir habis. Kami berhenti sekitar 20menit ditempat itu setelah itu kami melanjutkan perjalanan ketempat tujuan. Karena waktu magrib dan kami kelelahan membuat suasana didalam dalmas tiba-tiba menjadi sunyi. Ada beberapa teman yang tidur ditambah akbar yang mabuk perjalanan. Namun itu semua tidak berlangsung lama karena ketika tiba di desa tujuan semua teman-teman takjub dengan pemandangan di desa tersebut. Mobil berhenti dan kami kira sudah tiba, namun ternyata kami harus berjalan lagi sekitar 1jam. Langit sudah gelap dan suara anjing yang mengongong membuat saya takut. Perjalanan malam itu sangat melelahkan karena jalanan yang menanjak dan menurun.
Kami berhenti di suatu tempat dan ternyata tempat itu adalah flycamp tempat kami bermalam menunggu besok untuk hiking. Yang membuat kami kerepotan, tempat itu masih sangat dipenuhi oleh tumbuhan jadi akbar dan kak leman harus membabat tempat itu dulu. Karena di GB kami ada 12 orang jadi kami berbagi job, 3orang membangun tenda, 3orang memasak, 3orang mencari air disungai dan 3 orang lain menyusun carel didalam tenda untuk dijadikan bantal saat tidur. Saya sendiri punya job dibagian memasak. Malam itu, saya, Kak Afni, dan Besse memasak 2 nesting nasi dan mie telur ceplok. Awal memasak kami bingung menggunakan parafin dan kompor parafin tapi dengan kesoktahuan akhirnya kami bisa menggunakannya dan masakan kamipun bisa kami sajikan untuk teman-teman GB GENETIKA yang sudah sangat kelaparan. Alhamdulillah Nasi kami tidak kriuk..kriuk seperti nasi beberapa teman di GB lain.
Setelah makan, saya dan teman-teman memasak lagi 2nesting nasi dan merebus semua telur yang kami punya untuk makan besok pagi. Sedangkan Lia mengisi persediaan air kami dengan menggunakan air sungai (menyatu dengan alam tawwa). Setelah semua kegiatan selesai, kami pun beristirahat didalam tenda. Awalnya tidur kami nyenyak namun hujan menghancurkan segalanya. Tenda yang bocor dan tidak memiliki parit membuat kami harus bangun dan membersihkan tenda. Hal itu kami lakukan sebanyak 2 kali. Dan ahirnya kami menyerah karena air yang masuk kedalam tenda kami sudah sangat banyak jadi kami memutuskan untuk tidur dalam keadaan duduk. Namun yang bisa diacungi jempol adalah NINDI dan LIA yang masih tetap nyenyak walaupun mereka sudah terendam air. Apalagi NINDI yang tidak bergerak-gerak dari posisi tidurnya. Ditambah LIA yang sudah basah namun tetap menikmati tidurnya. 2 orang itu yang memat kami yang ada didalam tenda tertawa dan sejenak melupakan banjir ditenda kami. Karena posisi tidur yang kurang nyaman, jadi saya memutuskan untuk berhenti tidur dan bercerita saja. Apalagi dari tenda sebelah (tendanya GB BOTANI) suara SARDI sudah terdengar. Dia sudah bergosip bersama teman GBnya yang lain.
Matahari sudah mulai tampak, teman-teman yang lain shalat subuh terlebih dahulu sedangkan kami yang tidak shalat membersihkan tenda dan packing untuk persiapan hiking. Setelah urusan yang lain selesai, kami sarapan terlebih dahulu untuk mengisi energi. Namun, dari 2nesting nasi yang kami masak semuanya dikerumuni SEMUT L  dan karena persediaan beras yang sudah terbatas jadi kami memutuskan untuk menunggu sambil menepuk-nepuk nesting agar semutnya pindah dari nesting kami. Namun tidak semua nasi berhasil kami selamatkan, jadi kami memakan nasi yang tersedia saja bersama telur dan mie yang dimasak oleh Besse. Tapi karena kelaparan, jadi Akbar dan Kakak Leman memakan nasi yang ada semutnya. Katanya Akbar (NASI + PROTEIN bede) J
Setelah packing kami siap-siap untuk hiking namun GB GENETIKA dapat urutan keberangkatan  terakhir. Jadi untuk menunggu waktu keberangkatan, kakak menyuruh kami yel-yel setiap GB. Beruntunglah GB ILK yang berangkat pertama kali jadi mereka tidak yel-yel. Yel-yel ditempat becek dan sempit membuat semua gerakan kami terbatas namun karena adanya Akbar yel-yel kami jadi seru. Sebenarnya Akbar dari GB ZOOLOGI tapi karena kami kekurangan lelaki jadi Akbar ditransfer ke Gb kami. Akbar jadi ketua yang sangat hebat, dia berhasil mengkoordinasi kami yang berbeda watak. Apalagi antara saya dan Syauqah yang susah untuk akur. GB ILK, Mikrobiologi, Botani dan Zoologi sudah berangkat dan kami masih tetap menunggu untuk diberangkatkan. Setelah menunggu beberapa lama kami pun berangkat. Pendamping kami yaitu Kak Ona dan Kak Jun. ditambah lagi Kak Akib yang ikut jalan bersama kami. Perjalanan awal kami begitu mulus. Kami mengikuti pita merah sesuai intruksi dari panitia. Awalnya jalanan yang kami lewati hanya sawah penduduk namun setelah itu perjalanan mulai menantang. Untuk menuju ke pos 1 saja kami menghabiskan waktu berjam-jam.
Perjalanan menuju pos 1 sangat menantang. Carel yang berat ditambah medan yang ekstrim adalah masalah terbesar buat saya. Maklum kami GB yang terakhir berangkat jadi medan yang kami jalani lebih sulit daripada 4GB sebelum kami. Perjalanan paling melelahkan, menakutkan dan yang tidak akan saya lupa adalah perjalanan menuju pos satu. Ada Tanjakan, Sungai dan Jurang yang harus kami lewati. Sepanjang perjalanan saya hanya bisa takjub melihat kuasa Allah. Perjalanan ekstrim pertama mulai terlihat ketika kami harus mendaki medan yang begitu terjal. Sampai-sampai kami harus menggunakan webbing. Perjalanan kami hentikan beberapa kali karena pendamping GB Zoologi yaitu Kak Yusdar selalu berteriak “Tahan….tahan….” jadi kami menggunakan waktu tersebut untuk beristirahat sesaat untuk mengumpulkan energy. Saat kami melanjutkan perjalanan, kami mendapatkan pita biru diranting sebatang pohon yang ada angka romawi V. itu adalah tanda tempat kami harus mengampil sampel dengan menggunakan metode line. Panjang tali yang kami gunakan 50meter. Kak Leman menarik ke kiri dan Akbar menarik ke kanan. Kak Akib membantu kami memfoto tanaman yang terkena oleh tali yang dibentangkan tadi. Setelah mengambil sampel, kami melanjutkan perjalanan.
Nafasku seperti mau terputus saat pendakian yang begitu terjal. Webbing dan tongkat sangat mendukung proses pendakian kami. Semangat dari teman-teman setidaknya dapat menjadi motivasi bagi saya. Saya juga salut sama Arini yang walaupun menangis tapi tetap semangat untuk melanjutkan perjalanan dibantu dengan ketua GB terhebat yaitu Akbar. “Woi, cepat! Sedikit lagi” sahut Nindi yang sudah sampai duluan. Saya yang sampai ketiga kaget ketika melihat spanduk yang bertuliskan “Mengeluh?? Artinya PULANG” seketika tekad saya semakin kuat dan dengan yakin saya katakan “Saya tidak mengeluh”. Teman-teman yang lain mungkin merasakan hal yang sama seperti saya. Setelah tangan Ratna diobati oleh tim KSR kamipun melanjutkan perjalanan. Yang selalu saya tanyakan adalah “Mana Pos 1 kodong? Lama meki jalan, tidak adapi kelihatan”.
Rintik hujan mulai turun dan kami memutuskan untuk membuat dua bifak dan menyiapkan bekal yang telah kami sediakan saat kami diflycamp. Menu sederhana dengan Nasi yang sedikit hangus, telur rebus dan mie rebus yang kekurangan air panas jadi ditambahi air biasa sedikit menjadi sumber energy kami siang itu. Mungkin karena airnya yang memang segar atau karena saya yang terlalu kehausan  sehingga Air sungai yang saya minum terasa seperti air Aqua. Kami melanjutkan perjalanan berharap pos satu sudah dekat. Tapi, kembali lagi saya kaget saat pita merah yang merupakan petunjuk kami ternyata berada di ranting pohon yang ada dijurang. “Hah? Apakah kami harus melewati itu?” dan jawabannya ada dispanduk yang terbentang “Ragu???!! Kembali”. Saya sempat berkata “Raguka” tapi dengan sedikit memberanikan diri dan berpikir kenapa teman-teman yang lain bisa, kenapa saya tidak bisa? Membuat saya kembali yakin dan melanjutkan perjalanan menuju pos 1.
Dengan keyakinan, kami menuruni jurang tersebut menggunakan webbing. Tapi saya tidak pakai webbing dong!!. Bukannya sok kuat tapi lama sekali kalau pakai webbing belah J. Setelah sampai dibawah kami tetap melanjutkan perjalanan karena kami ingin secepatnya sampai ke pos satu. Tenaga kami sudah mulai terkuras oleh perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan. Namun ada lagi spanduk yang kami dapatkan yang membuat semangat kami membara lagi yaitu spanduk yang bertuliskan “Lanjutkan Misimu!!!” saya berpikir spanduk ini mencoba untuk menjelaskan bahwa pos 1 sudah dekat. Namun, sejauh-jauhnya jalur TC lebih jauh sisa perjalanan kami L. Akbar sang ketua selalu mencoba untuk menyemangati sekaligus menipu kami dengan berkata “Woi,, cepatko! Adami tulisan POS I di depan” padahal tidak ada tulisan itu yang terlihat.
Ditengah keputusasaan kami untuk mencapai POS I ada hal indah yang mencas energy kami kembali. Dari sisi kanan terlihat rangkaian gunung dan sawah yang membentang seperti karpet hijau yang begitu luas. Pemandangan seperti itulah yang membuat saya pribadi beruntung bisa mengikuti SPL ini selain materi dan softskill yang diberikan. Akhirnya POS 1 kami dapatkan. Kami singgah di Pos 1 yaitu Pos Keilmuan. Di Pos tersebut ada kak Afni dan Kak Fatah, mereka memberikan kami materi mengenai 5 cabang aspek keilmuan di Biologi. Namun sebelum itu, kami harus yel-yel di tempat yang lumayan miring, licin dan dibawahnya ada sungai. Jadi salah sedikit kami bisa terpleset jatuh ke sungai. Mungkin karena pemateri juga sudah merasa kelelahan jadi kami tidak begitu lama di Pos 1. Sambil menunggu Akbar dan Kak Leman membongkar tenda yang ada di Pos 1, saya menyempatkan diri membersihkan diri disungai.
Jarak flycamp dan Pos 1 yang begitu sangat sangat dan teramat jauh membuat kami berpikir “berapa lamaki bisa sampai ke Pos2? Haruskah kami jalan sejauh itu lagi?” jawabannya TIDAK. Mungkin 10menit berjalan dari Pos 1 saya mendengar ada suara rebut-ribut dan Alhamdulillah itu adalah Pos 1. Namun, karena Gb Zoologi yang lelet karena ternyata dia juga baru sampai membuat kami harus kembali ke Pos 1 untuk menunggu. Yah, beginilah nasib menjadi Gb terakhir diberangkatkan. Medan yang kami tempuh lebih sulit dan harus sering-sering mendengar teriakan “Tahan….Tahan” dari pendamping Gb Zoologi. Jadi dengan sedikit cemberut, kami kembali ke Pos 1 untuk menunggu sekalian membersihkan diri kembali.
Setelah dirasa cukup lama, akhirnya kami berjalan lagi menuju Pos 2. Ternyata di pos tersebut ada Kak Suwardi dan Kak Zul. Pos 2 adalah Pos Keorganisasian. Di pos tersebut kami diminta untuk menulis kekurangan dan kelebihan teman Gb kami satu persatu. Hal ini agar kami tahu bagaimana kondisi teman kami sehingga kekurangannya dapat kami mengerti dan kelebihannya dapat kami apresiasi. Didalam organisasi harus ada saling memahami antaranggota karena anggota yang ada didalam organisasi pasti memiliki sifat yang berbeda-beda. Hal ini dilakukan guna tujuan yang dicita-citakan dalam organisasi tersebut dapat tewujud. Yang saya senangi dari Pos 2 ini adalah tidak ada yel-yel J
Kami melanjutkan perjalanan. Perjalanan ke Pos 3 sudah lumayan mudah. Yang paling banyak ditemukan saat perjalanan ke Pos 3 adalah pohon jambu biji. Tapi sayangnya tidak ada jambu yang masak. Lumayan lama kami berjalan, hingga kami mendengar lagi teriakan “tahann….tahan” dari kak Yusdar. Kak Ona (pendamping Gb kami) terlebih dahulu ke Pos 3 untuk melapor. Saat menunggu, Kak Jun yang semenjak Perjalanan dari flycamp mendokumentasikan kami mengajak kami untuk berfoto. Asyik berfoto, Kak Ona dating dan membawa berita aneh bin ajaib. “dek, disuruhko cari daun Pink 12 lembar”. “HAH!” itu kata pertama yang dapat kami ucapkan. Mana ada daun pink disini? Tapi mau diapa, tanpa daun itu kami tidak dapat masuk ke Pos 3. Jadi kami mengambil daun muda yang berwarna kecoklatan tapi pink ji tawwa.  Pos ini adalah Pos yang sangat sulit dimasuki. Kami mau berjalan kesana, tiba-tiba ada suara “hitungan ketiga tidak mau meka liat mukamu sama badan mu di sini. Sembunyiko di pohon atau semak-semak. Sekarang. Satu……. Dua…… tiga……” dengan polosnya kami mengikuti intruksi tersebut. Saya sendiri sembunyi di semak-semak.
Intruksi aneh lagi “suarakan bunyi hewan ini”
Kambing “Mbekkk…mbekk….”
Ayam “Kukuruyuk…”
Orang Utan “???????”
Ubur-Ubur “Blub..blub..blub” (suara apa coba itu?)
SAPI “Mbekk…mbekk” (BODOH, hahahah J)
“Hitungan ketiga, ada meko tapi tidak  mauka liat mukamu semua” jadi kami berbaris dengan topi lapangan yang menutupi wajah kami. Kemudian kami disuruh menyimpan carel dan semua atribut kami. Sebelum masuk Akbar harus melapor terlebih dahulu. Tapi karena tidak begitu fasih untuk mengatakan huruf R jadilah akbar bulan-bulanan kakak. Setelah akbar melapor kami diharuskan mengucapkan password. Saat kami berkata “Halo kakak, katong oleh gabung kah?” dengan cepat da membuat kami kaget juga, kakaknya menjawab password kami “nanti nanti dulu oh oh oh nanti nati dulu” hahaha Lucu. Tapi setelah itu, kami sndiri yang diminta untuk bernyanyi seperti itu tapi dengan gaya yang harus bisa membuat kakak tertawa. Namun karena kami kurang berhasil, jadi akbarlah yang disuruh bergoyang sedangkan kami bernyanyi. Banyak cerita di Pos 3 tapi biarlah itu menjadi cerita saya.
Alhamdulillah sampai ke Basecamp. Kami membangun tenda, mandi dan kemudian berkumpul untuk makan. Banyak juga cerita di Basecamp mulai dari upacara pembukaan dan ramah taman tapi biarlah itu kembali menjadi cerita saya. Malamnya pun ada banyak cerita tapi biarlah itu menjadi cerita saya. Hari terakhir menjadi hari yang ditunggu-tunggu. Saya sempat berpikir, kami dikumpul berbulan-bulan tapi SPL hanya 3 hari. Tapi jika dimaknai, SPL yang hanya 3 hari ini dapat menutupi pengumpulan kami yang berbulan-bulan. Pagi harinya ada kejadian yang membuat semua orang panik dan khawatir yaitu menghilangnya Firman. Mau tau kisah selanjutnya, Hubungi BIOFILIA karena kami PUNYA BANYAK CERITA J J J J J J J J
BIOFILIA
 One Feel One Will and One Action J


Kakak ter-
Kakak ter-baik          : K’Imah, K’Wiwit, K’Ilham, K’Wahyu dan K’Nenis
Kakak ter-cantik      : K’Imah, K’Wiwit, K’Eca, K’Ida, K’Pia
Kakak ter-Imut        : K’Jeje, K’Imah, dan K’Cindy
Kakak ter-Kreatif    : K’Ilham, K’Wahyu, K’Heni, dan K’Eca
Kakak ter-Humoris  : K’Ilham dan K’Wahyu
Kakak ter-Wibawa  : K’Afni, K’Marjuni, K’Yusdar, dan K’Akib
Kakak ter-Istiqomah: K’Afni, K’Adam, K’Imah dan K’Wiwit
Kakak ter-Inspirasi: K’Imah, K’Wiwit, K’Afni, K’Yusdar dan K’Marjuni
Kakak ter-Unik        : K’Haidir
Kakak ter-Misterius: K’Ikram, K’Parman
Kakak ter-Kuat        : K’Nurdin, K’Wilda, K’Winda
Kakak ter-Rajin        : K’Uli dan K’nenis
Kakak ter-Heboh      : K’Eca dan K’Ilham

1 komentar: