LAPORAN ILMIAH
STUDI PENGENALAN LAPANGAN 2012
INVENTARISASI
TANAMAN DAN HEWAN
NAMA
: ENDANG SRI WATI MATARRU
GB : GENETIKA
HIMPUNAN
MAHASISWA BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Studi Pengenalan Lapangan ( SPL )
merupakan salah satu program kerja Himpunan Mahasiswa Biologi Universitas
Hasanuddin yang rutin diselenggarakan tiap tahunnya. Dalam kegiatan SPL ini
yang menjadi peserta adalah mahasiswa baru jurusan Biologi dan mahasiswa tahun
sebelumnya yang ingin menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Biologi Universitas
Hasanuddin
Kegiatan SPL ini, merupakan proses pengkaderan himpunan yang di dalamnya disisipkan materi-meteri dan kegiatan ilmiah yang mendukung. Dalam pelaksanaan kegiatan ini membutuhkan persiapan yang memadai, mulai dari persiapan peserta dan panita, persiapan acara, lokasi kegiatan,peralatan, serta persiapan lain yang mendukung terlaksananya kegiatan tersebut.
Lokasi pelaksanaan kegiatan SPL 2012 ini memang dipilih lokasi yang dapat mendukung agenda-agenda yang akan dilaksanakan dalam kegiatan ini. Pegunungan, sungai, jurang, persawahan, hutan, dan padang rumput menjadi medan yang harus dilalui oleh semua peserta. Hal ini dimaksudkan untuk melatih kekuatan fisik, pola pikir, serta softskill lainnya.. Selain itu kegiatan pengambilan sampel yang dilakukan tiap peserta selama perjalanan juga memberikan pembelajaran kepada peserta tentang pembuatan herbarium. Sebagai bentuk evaluasi dari kegiatan SPL 2012, maka perlu dibuat laporan inventarisasi tumbuhan dan hewan ini.
Kegiatan SPL ini, merupakan proses pengkaderan himpunan yang di dalamnya disisipkan materi-meteri dan kegiatan ilmiah yang mendukung. Dalam pelaksanaan kegiatan ini membutuhkan persiapan yang memadai, mulai dari persiapan peserta dan panita, persiapan acara, lokasi kegiatan,peralatan, serta persiapan lain yang mendukung terlaksananya kegiatan tersebut.
Lokasi pelaksanaan kegiatan SPL 2012 ini memang dipilih lokasi yang dapat mendukung agenda-agenda yang akan dilaksanakan dalam kegiatan ini. Pegunungan, sungai, jurang, persawahan, hutan, dan padang rumput menjadi medan yang harus dilalui oleh semua peserta. Hal ini dimaksudkan untuk melatih kekuatan fisik, pola pikir, serta softskill lainnya.. Selain itu kegiatan pengambilan sampel yang dilakukan tiap peserta selama perjalanan juga memberikan pembelajaran kepada peserta tentang pembuatan herbarium. Sebagai bentuk evaluasi dari kegiatan SPL 2012, maka perlu dibuat laporan inventarisasi tumbuhan dan hewan ini.
I.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari
pembuatan laporan ini yaitu:
1. Untuk
mengetahui proses inventarisasi hewan dan tumbuhan
2. Untuk
mengetahui cara pengambilan sampel
3. Sebagai
bukti telah mengikuti Studi Pengenalan Lapangan 2012
Manfaat yang
bisa didapatkan dari pembuatan laporan ini yaitu peserta kegiatan Studi
Pengenalan Lapangan 2012 dapat menganalisis jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang
ada di lokasi tersebut dengan menerapkan materi-materi yang telah didapatkan
sebelumnya, dan menentukan jenis tumbuhan dan hewan mana yang dominan di lokasi
tersebut. Dengan demikian, wawasan peserta kegiatan Studi Pengenalan Lapangan
2012 semakin berkembang lagi.
I.3 Waktu dan tempat
Laporan
ini disusun berdasarkan penelitian yang kami lakukan di desa Baring kecamatan
Segeri, kabupaten Pangkep pada tanggal 25 – 27 Januari 2013.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
II.1 Inventarisasi
Inventarisasi
adalah kegiatan melaksanakan pengumpulan, pencatatan atau pendataan.
Inventarisasi hewan dan tumbuhan adalah kegiatan melaksanakan pengurusan berupa
penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan hewan dan tumbuhan, menyusun daftar
hewan dan tumbuhan yang bersangkutan ke dalam suatu daftar inventarisasi hewan
dan tumbuhan secara teratur. Dalam hal ini inventarisasi yang dimaksudkan ialah
pendataaan hewan dan tumbuhan yang ada di desa Baring, Segeri kabupaten Pangkep
(Rakhmalianni, 2012).
Tujuan
umum dari inventarisasi dilakukan dalam rangka usaha untuk memberikan data dan
informasi untuk dijadikan bahan/pedoman dalam menentukan keadaan barang dan
dalam rangka memudahkan pengawasan dan pengendalian terhadap barang yang
diinventarisasikan. Ketentuan pelaksanaan inventarisasi dengan cara memberi
koding pada hewan atau tumbuhan yang diinventarisasikan. Membuat daftar
rekapitulasi dan mencatat penambahan barang inventaris lalu menggolongkan
berdasarkan golongan atau klasifikasi yang telah ditentukan (Rakhmalianni,
2012).
II.2 Metode Pengambilan Sampel
Sampel
adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada
populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti.
Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar
hasil penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus melakukan
sensus. Namun karena sesuatu hal peneliti bisa tidak meneliti keseluruhan
elemen tadi, maka yang bisa dilakukannya adalah meneliti sebagian dari
keseluruhan elemen atau unsur tadi. Agar hasil penelitian yang dilakukan
terhadap sampel masih tetap bisa dipercaya dalam artian masih bisa mewakili
karakteristik populasi, maka cara
penarikan sampelnya harus dilakukan secara seksama. Cara pemilihan sampel
dikenal dengan nama teknik sampling atau teknik pengambilan sampel (Mustafa,2000).
Secara
umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin
karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus valid,
yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur . Sampel yang valid
ditentukan oleh dua pertimbangan. Pertama : Akurasi atau ketepatan , yaitu
tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam sample. Dengan kata lain makin
sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut.
Kedua : Presisi. Kriteria kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat
presisi estimasi. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi
kita dengan karakteristik populasi
(Mustafa,2000).
Secara
umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random
sampling / probability sampling, dan sampel tidak acak atau nonrandom
samping/nonprobability sampling. Yang dimaksud dengan random sampling adalah
cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil
kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang
akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai
kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud
dengan nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi
tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen
populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti,
sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0
(nol) (Mustafa, 2000).
Dua jenis teknik pengambilan sampel di
atas mempunyai tujuan yang berbeda. Jika peneliti ingin hasil penelitiannya
bisa dijadikan ukuran untuk mengestimasikan populasi, atau istilahnya adalah
melakukan generalisasi maka seharusnya sampel representatif dan diambil secara
acak. Namun jika peneliti tidak mempunyai kemauan melakukan generalisasi hasil
penelitian maka sampel bisa diambil secara tidak acak. Sampel tidak acak
biasanya juga diambil jika peneliti tidak mempunyai data pasti tentang ukuran
populasi dan informasi lengkap tentang setiap elemen populasi. Contohnya, jika
yang diteliti populasinya adalah konsumen teh botol, kemungkinan besar peneliti
tidak mengetahui dengan pasti berapa jumlah konsumennya, dan juga karakteristik
konsumen. Karena dia tidak mengetahui ukuran pupulasi yang tepat, bisakah dia
mengatakan bahwa 200 konsumen sebagai sampel dikatakan “representatif”?.
Kemudian, bisakah peneliti memilih
sampel secara acak, jika tidak ada informasi yang cukup lengkap tentang diri
konsumen?. Dalam situasi yang demikian, pengambilan sampel dengan cara acak
tidak dimungkinkan, maka tidak ada pilihan lain kecuali sampel diambil dengan
cara tidak acak atau nonprobability sampling, namun dengan konsekuensi hasil
penelitiannya tersebut tidak bisa digeneralisasikan. Jika ternyata dari 200 konsumen teh botol tadi merasa
kurang puas, maka peneliti tidak bisa mengatakan bahwa sebagian besar konsumen
teh botol merasa kurang puas terhadap the botol (Mustafa, 2000).
Di
setiap jenis teknik pemilihan tersebut, terdapat beberapa teknik yang lebih
spesifik lagi. Beberapa teknik sampling
ditunjukkan pada gambar sebagai berikut (Sinollah, 2011):
A.
Probability Sampling
Probability sampling, pada jenis ini
peluang terpilihnya masing-masing responden dapat diketahui. Teknik sampling
ini meliputi (Sinollah, 2011):
1. Simple
Random Sampling
Cara atau teknik ini dapat dilakukan
jika analisis penelitiannya cenderung deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan
karakter yang mungkin ada pada setiap unsur atau elemen populasi tidak merupakan hal yang penting
bagi rencana analisisnya. Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai
kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Teknik sampling ini seperti
pada gambar berikut (Sinollah,2011):
2. Proportinate
Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan apabila populasi
mempunyai anggota/karakteristik yang tidak homogeny dan berstrata secara
proportional. Jumlah sampel yang harus diambil harus meliputi masing-masing
strata yang ada dengan cara proporsional. Teknik sampling seperti pada gambar
berikut ini (Sinollah, 2011):
3. Disproportionate
Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan
jumlah sampel, bila populasi berstrata tapi kurang proporsional.
4. Cluster
Sampling (sampling Daerah)
Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel
bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Teknik sampling ini
seperti pada gambar berikut (Sinollah,2011):
B.
Non-probability
Sampling
Merupakan Teknik penarikan sample yang
memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk terpilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi (Sinollah,2011):
1. Sampling
Sistematis
Jika peneliti dihadapkan pada ukuran
populasi yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil data secara random, cara
pengambilan sampel sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada
peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi
yang bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”.
2. Sampling
Kuota
Merupakan teknik penarikan sampling dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai pada jumlah (quota) yang
diinginkan.
3. Sampling
Aksidental
Merupakan teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila orang yang ditemukan pada waktu
menentukan sampel cocok dengan data yang diperlukan sebagai sumber data.
4. Purposive
Sampling
Merupakan teknik penentuan sampel yang
dilakukan untuk tujuan tertentu saja. Misalnya akan melakukan penelitian
tentang disiplin pegawai, maka sampel yang dipilih adalah orang yang ahli.
5. Sampling
Jenuh
Merupakan teknik penentuan sampel
apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
6. Snowball
Sampling
Merupakan teknik penentuan sampel yang
mula-mula dilakukan dalam jumlah kecil (informan kunci) kemudian sampel yang
terpilih pertama disuruh memilih sampel berikutnya, dan akhirnya jumlah sampel
akan bertambah banyak seperti bola salju yang bergelinding makin lama makin
besar.
Ukuran
sampel atau jumlah sampel yang diambil menjadi persoalan yang penting manakala
jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang menggunakan
analisis kuantitatif. Pada penelitian yang menggunakan analisis kualitatif,
ukuran sampel bukan menjadi nomor satu, karena yang dipentingkan alah kekayaan
informasi. Walau jumlahnya sedikit tetapi jika kaya akan informasi, maka
sampelnya lebih bermanfaat. Untuk dapat menentukan dengan tepat banyaknya
jumlah subyek penelitian yang harus diambil, peneliti harus mengetahui terlebih
dahulu apa yang menjadi unit analisis dari penelitian. Unit analisis atau
satuan subyek yang dianalisis sangat tergantung pada siapa yang diteliti.
Apabila penelitian tentang siswa maka sebagai unit analisis adalah siswa
(Sabran, 2010).
BAB
III
METODOLOGI
III.1 Alat
Alat
yang digunakan pada pengambilan sampel ini adalah alat tulis, kamera, tali rafia
50 m, plastik sampel dan gunting/cutter.
III.2 Bahan
Bahan
yang digunakan pada pengambilan sampel ini adalah semua tumbuhan dan hewan yang
terkena atau pun berada dalam wilayah tali rafiah yang dibentangkan, kertas
bebas asam, dan alkohol.
III.3 Prosedur kerja
Langkah-langkah
yang dilakukan adalah :
1. Menentukan
lokasi pengambilan sampel.
2. Menyiapkan
alat-alat yang dibutuhkan.
3. Merentangkan
tali rafiah sepanjang 50 m pada lokasi pengambilan sampel. Tapi perlu
diperhatikan bahwa dalam membentangkan tali rafiah sebaiknya ditarik lurus,
tapi jika keadaan lokasi tempat pengambilan sampel tidak memungkinkan untuk
menarik lurus maka bentangan tali rafiah dapat disesuaikan dengan kondisi
lokasi.
4. Memastikan
tali terbentang secara benar.
5. Menghitung
dan mencatat semua tumbuhan dan hewan yang mengenai sepanjang tali rafiah yang
dibentangkan. Penghitungan dilakukan dari 1 ujung tali saja, tidak secara
bersamaan dari ujung kiri dan kanan lalu bertemu pada bagian pertengahan,
karena hal itu dapat menyusahkan dalam
hal penghitungan.
6. Untuk
tumbuhan dan hewan yang tidak diketahui namanya, kita memotretnya agar
memudahkan saat ingin mengidentifikasi tumbuhan dan hewan tersebut.
7. Memindahkan
data yang telah didapatkan ke dalam tabel data.
8. Menganalisis
data yang telah didapatkan.
III.3.1
Pengambilan Sampel
Metode
yang kami gunakan adalah metode line transec secara acak atau random sampling /
probability sampling. Prosedur kerja ialah menentukan lahan yang akan dijadikan
tempat pengambilan sampel, lalu membentangkan tali rafia sepanjang 50 meter. Selanjutnya mengamati dan
menghitung tanaman dan hewan yang berada disepanjang garis tali tersebut. Data tumbuhan dan hewan yang didapat kemudian
dimasukkan ke dalam tabel pengamatan.
Metode
pengambilan sampel yang digunakan pada kegiatan ini adalah metode line transek.
Metode ini paling baik digunakan untuk mempelajari kelompok hutan yang luas dan
belum diketahui keadaannya. Selain itu, metode line transek termasuk metode
analisis vegetasi yang mudah dilakukan dan menggunakan alat yang sederhana
tetapi data yang diperoleh pun lebih
akurat untuk mengetahui jenis tumbuhan dan hewan yang mendominasi pada daerah
tertentu.
III.3.2 Analisis
Data
Data
yang diperoleh kemuadian dianalisis dengan cara dikelompokkan atau
inventarisasi. Untuk tanaman dan hewan yang belum diketahui namanya diberi
simbol (misalnya hewan A, tumbuhan A). Kemudian
tanaman dan hewan tersebut di foto menggunakan kamera digital untuk
diidentifikasi serta sebagai bukti dalam tahap evaluasi selanjutnya.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
Tabel 1. Tumbuhan
No
|
Nama Tumbuhan
|
Jumlah
|
1.
|
Tumbuhan
A
|
4
|
2.
|
Tumbuhan
B
|
1
|
3.
|
Tumbuhan
C
|
1
|
4.
|
Tumbuhan
D
|
5
|
5.
|
Tumbuhan
E
|
1
|
Tabel 2. Hewan
No
|
Nama Hewan
|
Jumlah
|
1.
|
Kaki seribu Julus sp
|
3
|
2.
|
Cacing tanah Lumbricus rubellus
|
2
|
3.
|
Semut
hitam Lasius fuliginosus
|
6
|
4.
|
Belalang
Valanga sp
|
1
|
IV.2 Pembahasan
Jenis
hutan yang kami kunjungi adalah hutan tropis. Vegetasi tumbuh sangat rapat.
Jenis tumbuhan pada hutan ini sangat beraneka ragam / heterogen, mulai dari
tumbuhan pendek yang hidup didasar hutan hingga tumbuhan tumbuhan yang
berukuran tinggi yang terkadang menutupi sinar matahari yang masuk kedalam
dasar hutan. Hal inilah yang menyebabkan kelembaban yang tinggi dan gelap
sehingga banyak ditumbuhi tumbuhan paku-pakuan. Pohon-pohon dihutan ini dapat
mencapai 20 m dengan cabang-cabang berdaun lebat. Didapatkan pula tumbuhan yang
menjalar dipermukaan hutan seperti pada batang-batang pohon. Tumbuhan yang
paling banyak adalah tumbuhan dengan simbol A dan D. Tumbuhan ini merupakan
jenis pohon walalupun ada pula yang ditemukan tumbuhan sejenis tapi yang masih
pendek.
Fauna yang paling sering dijumpai
sepanjang perjalanan adalah kaki seribu dan semut. Kaki seribu Julus sp termasuk dalam kelas Myriopoda
dengan tubuh beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang
kaki. Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat didarat
terutama ditempat yang lembab dan basah. Tempat kami mengambil sampel termasuk
daerah yang lembab apalagi saat itu sedang musim hujan, jadi untuk menemukan
Kaki Seribu Julus sp tidaklah begitu
sulit. Selain itu, kami mendapati pula adanya semut hitam Lusius fuliginosus yang termasuk dalam kelas Insecta. Semut yang
kami dapatkan mempunyai sarang disekitar pohon. Semut ini membangun sarang agar
dapat mengatur suhu sarangnya dalam cuaca yang sangat panas atau sangat dingin.
Oleh karena itu, semut ini sering dijumpai karena semuat ini telah mampu
beradaptasi dengan kondisi alam sekitarnya. Tanah yang lembab juga merupakan
tempat bagi cacing tanah Lumbricus
terrestris tinggal.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini
adalah:
- Inventarisasi hewan dan tumbuhan di lokasi Studi Pengenalan Lapangan dilakukan dengan mencatat semua jenis hewan dan tumbuhan yang menyentuh tali yang dibentangkan.
- Cara pengambilan sampel yaitu dengan mencabut atau memotong tumbuhan yang ingin dijadikan sampel dengan mengambil bagian utamanya seperti akar, batang, dan daun.
- Melalui Studi Pengenalan Lapangan peserta dapat mengetahui mengenai inventarisasi hewan dan tumbuhan serta pengambilan sampel.
V.2 Saran
Untuk lebih
mengefektifkan kegiatan analisa vegetasi yang dilakukan dengan metode line
transek panitia diharapkan lebih memperhatikan wilayah bagi peserta untuk
pengambilan sampel agar memudahkan selama proses pengambilan data. Saat
melakukan analisis vegetasi di lokasi ketika melakukan penghitungan
haruslah teliti. Dan alangkah baiknya
jika ingin melakukan analisis vegetasi, kita banyak-banyak membaca literatur
tentang tumbuhan dan hewan agar nantinya jika menemukan tumbuhan ataupun hewan,
itu akan lebih memudahkan untuk mengidentifikasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Mustafa, Hasan. 2000. Teknik Sampling_pdf. http://www.4skripsi.com/metodologi-penelitian/teknik-sampling.html.
Diakses pada tanggal 6 Februari 2013 pukul 19.12 WITA.
Rakhmalianni, Fattia. 2012. Inventarisasi. http://www.slideshare.net/fatiarakhmalian/inventarisasi.
Diakses pada tanggal 2 Februari 2013 pukul 19.27 WITA.
Sinollah, Sinong. 2011. Populasi
dan Teknik Pengambilan Sampel. http://www.slideshare.net/sinollah/7-populasi-dan-teknik-pengambilan-sampel.
Diakses pada tanggal 6 Februari 2013 pukul 19.49 WITA.
Sabran, Muhammad. 2010. Metode Penelitian. http://forestcreator.wordpress.com/2010/02/13/metode-penelitian/.
Diakses pada tanggal 2 Februari 2013 pukul 20.33 WITA.
LAMPIRAN
- Foto Tumbuhan dan Hewan
Foto GB
3. Laporan perjalanan
SPL 2012,,
akhirnya hari yang ditunggu pun tiba. 2 bulan pengumpulan bisa terbayar lunas
oleh SPL selama 3 hari. Malam sebelum berangkat, saya disibukkan dengan membuat
pita hijau yang dijahit dijilbab
(sebelah kanan 20 pita dan sebelah kiri 12 pita). Selain itu, kami juga disuruh
membuat papan nama yang berukuran 20cm x 30cm berwarna hijau dengan format
Nama, GB dan Nama Cantik (nama cantik saya Thalassemia) yang huruf-hurufnya
harus diambil dari Koran. Ditambah lagi papan nama tersebut harus dibungkus
plastik padahal uangku saat itu sudah sangat krisis untuk membeli peralatan
untuk membuat papan nama itu dan pita-pita hijau tersebut. Sebenarnya malam itu
saya mau menginap di ramsis untuk mengerjakan semuanya bersama teman-teman yang
lain tapi yang saya pikirkan lagi saat itu adalah karena besok saya berangkat
jadi saya mau menghabiskan malam itu bersama orang tua saya. Saya mengerjakan
pita hijau dan papan nama dari jam 9 sampai jam 1 malam. Sebenarnya malam itu
saya sangat gelisah memikirkan kegiatan besok. Saya takut saat SPL terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan misalnya kecelakaan atau cedera-cedera saat
mendaki. Tapi mungkin karena terlalu kecapekan jadi saya tertidur dengan benang
jahit yang masih tertancap dijilbab yang akan saya pakai besok.
Besoknya yaitu tanggal
25 Januari 2013 sebelum berangkat saya pamitan kepada orang tua, cipika….cipiki
J
saya berangkat jam 9 keramsis dan disana suasananya sudah sangat ramai dengan
teman-teman yang masih sibuk menjahit jilbabnya dan membuat papan nama. Ada
juga yang masih sibuk packing barang-barang. Sekitar jam 11 kami baru berkumpul
dicanopy. Disana barang-barang kami dibongkar ulang untuk di periksa kembali
karena takutnya ada barang-barang aneh yang kami bawa seperti makanan ringan
atau peralatan mandi. Sambil menunggu kami disuruh yel-yel per GB tapi
Alhamdulillah GB GENETIKA tidak yel-yel J
Lumayan
lama kami menunggu hingga sekitar jam setengah 4 kami baru berangkat
menggunakan mobil dalmas (mobil tentara) yang berlantai 3 (duduk diatas carel,
duduk normal dan lesehan dibawah) hehehehe :D pengalaman itu adalah pengalaman
pertama saya naik mobil itu, apalagi saya duduk di lantai yang ketiga kasian.
Tapi akhirnya dengan rayuan sedikit saya bisa mengeser kedudukan santi sangaji J
Perjalanan menuju Pangkep begitu seru. Saya begitu menikmati perjalanan, ada
sawah dan kumpulan gunung yang kami lewati. Untuk menghilangkan kejenuhan kami
pun menghibur diri sendiri dengan menyanyikan yel-yel setiap GB namun sedikit
diplesetkan.
Satu setengah
jam kemudian, Dalmas berhenti disebuah mesjid untuk shalat ashar terlebih
dahulu karena waktu shalat ashar sudah hampir habis. Kami berhenti sekitar
20menit ditempat itu setelah itu kami melanjutkan perjalanan ketempat tujuan.
Karena waktu magrib dan kami kelelahan membuat suasana didalam dalmas tiba-tiba
menjadi sunyi. Ada beberapa teman yang tidur ditambah akbar yang mabuk
perjalanan. Namun itu semua tidak berlangsung lama karena ketika tiba di desa
tujuan semua teman-teman takjub dengan pemandangan di desa tersebut. Mobil
berhenti dan kami kira sudah tiba, namun ternyata kami harus berjalan lagi
sekitar 1jam. Langit sudah gelap dan suara anjing yang mengongong membuat saya
takut. Perjalanan malam itu sangat melelahkan karena jalanan yang menanjak dan
menurun.
Kami berhenti di
suatu tempat dan ternyata tempat itu adalah flycamp tempat kami bermalam
menunggu besok untuk hiking. Yang membuat kami kerepotan, tempat itu masih
sangat dipenuhi oleh tumbuhan jadi akbar dan kak leman harus membabat tempat
itu dulu. Karena di GB kami ada 12 orang jadi kami berbagi job, 3orang
membangun tenda, 3orang memasak, 3orang mencari air disungai dan 3 orang lain
menyusun carel didalam tenda untuk dijadikan bantal saat tidur. Saya sendiri
punya job dibagian memasak. Malam itu, saya, Kak Afni, dan Besse memasak 2
nesting nasi dan mie telur ceplok. Awal memasak kami bingung menggunakan
parafin dan kompor parafin tapi dengan kesoktahuan akhirnya kami bisa
menggunakannya dan masakan kamipun bisa kami sajikan untuk teman-teman GB
GENETIKA yang sudah sangat kelaparan. Alhamdulillah Nasi kami tidak
kriuk..kriuk seperti nasi beberapa teman di GB lain.
Setelah makan,
saya dan teman-teman memasak lagi 2nesting nasi dan merebus semua telur yang
kami punya untuk makan besok pagi. Sedangkan Lia mengisi persediaan air kami dengan
menggunakan air sungai (menyatu dengan alam tawwa). Setelah semua kegiatan
selesai, kami pun beristirahat didalam tenda. Awalnya tidur kami nyenyak namun
hujan menghancurkan segalanya. Tenda yang bocor dan tidak memiliki parit
membuat kami harus bangun dan membersihkan tenda. Hal itu kami lakukan sebanyak
2 kali. Dan ahirnya kami menyerah karena air yang masuk kedalam tenda kami
sudah sangat banyak jadi kami memutuskan untuk tidur dalam keadaan duduk. Namun
yang bisa diacungi jempol adalah NINDI dan LIA yang masih tetap nyenyak
walaupun mereka sudah terendam air. Apalagi NINDI yang tidak bergerak-gerak
dari posisi tidurnya. Ditambah LIA yang sudah basah namun tetap menikmati
tidurnya. 2 orang itu yang memat kami yang ada didalam tenda tertawa dan sejenak
melupakan banjir ditenda kami. Karena posisi tidur yang kurang nyaman, jadi
saya memutuskan untuk berhenti tidur dan bercerita saja. Apalagi dari tenda
sebelah (tendanya GB BOTANI) suara SARDI sudah terdengar. Dia sudah bergosip
bersama teman GBnya yang lain.
Matahari sudah
mulai tampak, teman-teman yang lain shalat subuh terlebih dahulu sedangkan kami
yang tidak shalat membersihkan tenda dan packing untuk persiapan hiking.
Setelah urusan yang lain selesai, kami sarapan terlebih dahulu untuk mengisi
energi. Namun, dari 2nesting nasi yang kami masak semuanya dikerumuni SEMUT L dan karena persediaan beras yang sudah
terbatas jadi kami memutuskan untuk menunggu sambil menepuk-nepuk nesting agar
semutnya pindah dari nesting kami. Namun tidak semua nasi berhasil kami
selamatkan, jadi kami memakan nasi yang tersedia saja bersama telur dan mie
yang dimasak oleh Besse. Tapi karena kelaparan, jadi Akbar dan Kakak Leman
memakan nasi yang ada semutnya. Katanya Akbar (NASI + PROTEIN bede) J
Setelah packing
kami siap-siap untuk hiking namun GB GENETIKA dapat urutan keberangkatan terakhir. Jadi untuk menunggu waktu
keberangkatan, kakak menyuruh kami yel-yel setiap GB. Beruntunglah GB ILK yang
berangkat pertama kali jadi mereka tidak yel-yel. Yel-yel ditempat becek dan
sempit membuat semua gerakan kami terbatas namun karena adanya Akbar yel-yel
kami jadi seru. Sebenarnya Akbar dari GB ZOOLOGI tapi karena kami kekurangan
lelaki jadi Akbar ditransfer ke Gb kami. Akbar jadi ketua yang sangat hebat,
dia berhasil mengkoordinasi kami yang berbeda watak. Apalagi antara saya dan
Syauqah yang susah untuk akur. GB ILK, Mikrobiologi, Botani dan Zoologi sudah
berangkat dan kami masih tetap menunggu untuk diberangkatkan. Setelah menunggu
beberapa lama kami pun berangkat. Pendamping kami yaitu Kak Ona dan Kak Jun.
ditambah lagi Kak Akib yang ikut jalan bersama kami. Perjalanan awal kami
begitu mulus. Kami mengikuti pita merah sesuai intruksi dari panitia. Awalnya
jalanan yang kami lewati hanya sawah penduduk namun setelah itu perjalanan
mulai menantang. Untuk menuju ke pos 1 saja kami menghabiskan waktu berjam-jam.
Perjalanan
menuju pos 1 sangat menantang. Carel yang berat ditambah medan yang ekstrim
adalah masalah terbesar buat saya. Maklum kami GB yang terakhir berangkat jadi
medan yang kami jalani lebih sulit daripada 4GB sebelum kami. Perjalanan paling
melelahkan, menakutkan dan yang tidak akan saya lupa adalah perjalanan menuju
pos satu. Ada Tanjakan, Sungai dan Jurang yang harus kami lewati. Sepanjang
perjalanan saya hanya bisa takjub melihat kuasa Allah. Perjalanan ekstrim
pertama mulai terlihat ketika kami harus mendaki medan yang begitu terjal.
Sampai-sampai kami harus menggunakan webbing. Perjalanan kami hentikan beberapa
kali karena pendamping GB Zoologi yaitu Kak Yusdar selalu berteriak
“Tahan….tahan….” jadi kami menggunakan waktu tersebut untuk beristirahat sesaat
untuk mengumpulkan energy. Saat kami melanjutkan perjalanan, kami mendapatkan
pita biru diranting sebatang pohon yang ada angka romawi V. itu adalah tanda
tempat kami harus mengampil sampel dengan menggunakan metode line. Panjang tali
yang kami gunakan 50meter. Kak Leman menarik ke kiri dan Akbar menarik ke
kanan. Kak Akib membantu kami memfoto tanaman yang terkena oleh tali yang
dibentangkan tadi. Setelah mengambil sampel, kami melanjutkan perjalanan.
Nafasku seperti
mau terputus saat pendakian yang begitu terjal. Webbing dan tongkat sangat
mendukung proses pendakian kami. Semangat dari teman-teman setidaknya dapat
menjadi motivasi bagi saya. Saya juga salut sama Arini yang walaupun menangis
tapi tetap semangat untuk melanjutkan perjalanan dibantu dengan ketua GB
terhebat yaitu Akbar. “Woi, cepat! Sedikit lagi” sahut Nindi yang sudah sampai
duluan. Saya yang sampai ketiga kaget ketika melihat spanduk yang bertuliskan “Mengeluh??
Artinya PULANG” seketika tekad saya semakin kuat dan dengan yakin saya katakan
“Saya tidak mengeluh”. Teman-teman yang lain mungkin merasakan hal yang sama
seperti saya. Setelah tangan Ratna diobati oleh tim KSR kamipun melanjutkan
perjalanan. Yang selalu saya tanyakan adalah “Mana Pos 1 kodong? Lama meki
jalan, tidak adapi kelihatan”.
Rintik hujan
mulai turun dan kami memutuskan untuk membuat dua bifak dan menyiapkan bekal
yang telah kami sediakan saat kami diflycamp. Menu sederhana dengan Nasi yang
sedikit hangus, telur rebus dan mie rebus yang kekurangan air panas jadi
ditambahi air biasa sedikit menjadi sumber energy kami siang itu. Mungkin
karena airnya yang memang segar atau karena saya yang terlalu kehausan sehingga Air sungai yang saya minum terasa
seperti air Aqua. Kami melanjutkan perjalanan berharap pos satu sudah dekat.
Tapi, kembali lagi saya kaget saat pita merah yang merupakan petunjuk kami
ternyata berada di ranting pohon yang ada dijurang. “Hah? Apakah kami harus
melewati itu?” dan jawabannya ada dispanduk yang terbentang “Ragu???!!
Kembali”. Saya sempat berkata “Raguka” tapi dengan sedikit memberanikan diri
dan berpikir kenapa teman-teman yang lain bisa, kenapa saya tidak bisa? Membuat
saya kembali yakin dan melanjutkan perjalanan menuju pos 1.
Dengan
keyakinan, kami menuruni jurang tersebut menggunakan webbing. Tapi saya tidak
pakai webbing dong!!. Bukannya sok kuat tapi lama sekali kalau pakai webbing
belah J.
Setelah sampai dibawah kami tetap melanjutkan perjalanan karena kami ingin
secepatnya sampai ke pos satu. Tenaga kami sudah mulai terkuras oleh perjalanan
yang sangat panjang dan melelahkan. Namun ada lagi spanduk yang kami dapatkan
yang membuat semangat kami membara lagi yaitu spanduk yang bertuliskan
“Lanjutkan Misimu!!!” saya berpikir spanduk ini mencoba untuk menjelaskan bahwa
pos 1 sudah dekat. Namun, sejauh-jauhnya jalur TC lebih jauh sisa perjalanan
kami L.
Akbar sang ketua selalu mencoba untuk menyemangati sekaligus menipu kami dengan
berkata “Woi,, cepatko! Adami tulisan POS I di depan” padahal tidak ada tulisan
itu yang terlihat.
Ditengah
keputusasaan kami untuk mencapai POS I ada hal indah yang mencas energy kami
kembali. Dari sisi kanan terlihat rangkaian gunung dan sawah yang membentang
seperti karpet hijau yang begitu luas. Pemandangan seperti itulah yang membuat
saya pribadi beruntung bisa mengikuti SPL ini selain materi dan softskill yang
diberikan. Akhirnya POS 1 kami dapatkan. Kami singgah di Pos 1 yaitu Pos
Keilmuan. Di Pos tersebut ada kak Afni dan Kak Fatah, mereka memberikan kami
materi mengenai 5 cabang aspek keilmuan di Biologi. Namun sebelum itu, kami
harus yel-yel di tempat yang lumayan miring, licin dan dibawahnya ada sungai.
Jadi salah sedikit kami bisa terpleset jatuh ke sungai. Mungkin karena pemateri
juga sudah merasa kelelahan jadi kami tidak begitu lama di Pos 1. Sambil
menunggu Akbar dan Kak Leman membongkar tenda yang ada di Pos 1, saya
menyempatkan diri membersihkan diri disungai.
Jarak flycamp
dan Pos 1 yang begitu sangat sangat dan teramat jauh membuat kami berpikir
“berapa lamaki bisa sampai ke Pos2? Haruskah kami jalan sejauh itu lagi?”
jawabannya TIDAK. Mungkin 10menit berjalan dari Pos 1 saya mendengar ada suara
rebut-ribut dan Alhamdulillah itu adalah Pos 1. Namun, karena Gb Zoologi yang lelet
karena ternyata dia juga baru sampai membuat kami harus kembali ke Pos 1 untuk
menunggu. Yah, beginilah nasib menjadi Gb terakhir diberangkatkan. Medan yang
kami tempuh lebih sulit dan harus sering-sering mendengar teriakan
“Tahan….Tahan” dari pendamping Gb Zoologi. Jadi dengan sedikit cemberut, kami
kembali ke Pos 1 untuk menunggu sekalian membersihkan diri kembali.
Setelah dirasa
cukup lama, akhirnya kami berjalan lagi menuju Pos 2. Ternyata di pos tersebut
ada Kak Suwardi dan Kak Zul. Pos 2 adalah Pos Keorganisasian. Di pos tersebut
kami diminta untuk menulis kekurangan dan kelebihan teman Gb kami satu persatu.
Hal ini agar kami tahu bagaimana kondisi teman kami sehingga kekurangannya
dapat kami mengerti dan kelebihannya dapat kami apresiasi. Didalam organisasi
harus ada saling memahami antaranggota karena anggota yang ada didalam
organisasi pasti memiliki sifat yang berbeda-beda. Hal ini dilakukan guna
tujuan yang dicita-citakan dalam organisasi tersebut dapat tewujud. Yang saya
senangi dari Pos 2 ini adalah tidak ada yel-yel J
Kami melanjutkan
perjalanan. Perjalanan ke Pos 3 sudah lumayan mudah. Yang paling banyak
ditemukan saat perjalanan ke Pos 3 adalah pohon jambu biji. Tapi sayangnya
tidak ada jambu yang masak. Lumayan lama kami berjalan, hingga kami mendengar
lagi teriakan “tahann….tahan” dari kak Yusdar. Kak Ona (pendamping Gb kami)
terlebih dahulu ke Pos 3 untuk melapor. Saat menunggu, Kak Jun yang semenjak
Perjalanan dari flycamp mendokumentasikan kami mengajak kami untuk berfoto.
Asyik berfoto, Kak Ona dating dan membawa berita aneh bin ajaib. “dek,
disuruhko cari daun Pink 12 lembar”. “HAH!” itu kata pertama yang dapat kami
ucapkan. Mana ada daun pink disini? Tapi mau diapa, tanpa daun itu kami tidak
dapat masuk ke Pos 3. Jadi kami mengambil daun muda yang berwarna kecoklatan
tapi pink ji tawwa. Pos ini adalah Pos
yang sangat sulit dimasuki. Kami mau berjalan kesana, tiba-tiba ada suara
“hitungan ketiga tidak mau meka liat mukamu sama badan mu di sini. Sembunyiko
di pohon atau semak-semak. Sekarang. Satu……. Dua…… tiga……” dengan polosnya kami
mengikuti intruksi tersebut. Saya sendiri sembunyi di semak-semak.
Intruksi aneh
lagi “suarakan bunyi hewan ini”
Kambing
“Mbekkk…mbekk….”
Ayam
“Kukuruyuk…”
Orang Utan
“???????”
Ubur-Ubur
“Blub..blub..blub” (suara apa coba itu?)
SAPI
“Mbekk…mbekk” (BODOH, hahahah J)
“Hitungan
ketiga, ada meko tapi tidak mauka liat
mukamu semua” jadi kami berbaris dengan topi lapangan yang menutupi wajah kami.
Kemudian kami disuruh menyimpan carel dan semua atribut kami. Sebelum masuk
Akbar harus melapor terlebih dahulu. Tapi karena tidak begitu fasih untuk
mengatakan huruf R jadilah akbar bulan-bulanan kakak. Setelah akbar melapor
kami diharuskan mengucapkan password. Saat kami berkata “Halo kakak, katong
oleh gabung kah?” dengan cepat da membuat kami kaget juga, kakaknya menjawab
password kami “nanti nanti dulu oh oh oh nanti nati dulu” hahaha Lucu. Tapi
setelah itu, kami sndiri yang diminta untuk bernyanyi seperti itu tapi dengan
gaya yang harus bisa membuat kakak tertawa. Namun karena kami kurang berhasil,
jadi akbarlah yang disuruh bergoyang sedangkan kami bernyanyi. Banyak cerita di
Pos 3 tapi biarlah itu menjadi cerita saya.
Alhamdulillah
sampai ke Basecamp. Kami membangun tenda, mandi dan kemudian berkumpul untuk
makan. Banyak juga cerita di Basecamp mulai dari upacara pembukaan dan ramah
taman tapi biarlah itu kembali menjadi cerita saya. Malamnya pun ada banyak
cerita tapi biarlah itu menjadi cerita saya. Hari terakhir menjadi hari yang
ditunggu-tunggu. Saya sempat berpikir, kami dikumpul berbulan-bulan tapi SPL
hanya 3 hari. Tapi jika dimaknai, SPL yang hanya 3 hari ini dapat menutupi
pengumpulan kami yang berbulan-bulan. Pagi harinya ada kejadian yang membuat
semua orang panik dan khawatir yaitu menghilangnya Firman. Mau tau kisah
selanjutnya, Hubungi BIOFILIA karena kami PUNYA BANYAK CERITA J
J
J
J
J
J
J
J
One
Feel One Will and One Action J
Kakak
ter-
Kakak ter-baik :
K’Imah, K’Wiwit, K’Ilham, K’Wahyu dan K’Nenis
Kakak ter-cantik : K’Imah, K’Wiwit, K’Eca, K’Ida, K’Pia
Kakak ter-Imut :
K’Jeje, K’Imah, dan K’Cindy
Kakak ter-Kreatif : K’Ilham, K’Wahyu, K’Heni, dan K’Eca
Kakak ter-Humoris : K’Ilham dan K’Wahyu
Kakak ter-Wibawa : K’Afni, K’Marjuni, K’Yusdar, dan K’Akib
Kakak ter-Istiqomah: K’Afni, K’Adam, K’Imah dan
K’Wiwit
Kakak ter-Inspirasi: K’Imah, K’Wiwit, K’Afni,
K’Yusdar dan K’Marjuni
Kakak ter-Unik :
K’Haidir
Kakak ter-Misterius: K’Ikram, K’Parman
Kakak ter-Kuat :
K’Nurdin, K’Wilda, K’Winda
Kakak ter-Rajin :
K’Uli dan K’nenis
Kakak ter-Heboh :
K’Eca dan K’Ilham
Luar biasa..... Salam kenal dek.........
BalasHapus