Senin, 17 Juni 2013

budaya tak jadi PERKARA

Ketika perbedaan menjadi sebuah masalah, saat itulah
sebuah tugas besar untuk pasangan suami istri
menanti
Budaya yang beranekaragam yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia merupakan satu kelebihan tersendiri
yang dimiliki oleh bangsa ini. Keanekaragaman
tersebut banyak membuat Negara lain berusaha untuk
menggerogoti satu per satu keanekaragaman budaya
yang dimiliki oleh bangsa ini. Tapi disisi lain
keanekaragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
mengakibatkan banyaknya terjadi ketimpangan sosial
yang mengakibatkan terjadinya “gap” di kalangan
masyarakat.
Individu-individu yang terlalu menjunjung dan
mengagung-agungkan budaya yang dimiliki oleh
daerahnya masing-masing mengakibatkan individu
tersebut terkadang sulit untuk menerima perbedaan
kebudayaan yang dimiliki oleh daerah lain. Tingginya
harkat dan derajat yang dijunjung oleh masing-
masing individu mengakibatkan mereka selalu
mempertahankan kebudayaan yang dimiliki daerahnya.
Prinsip yang tersebut yang mengakibatkan adanya
penghargaan serta penghormatan yang setingi-
tingginya terhadap suku, ras, keyakinan, status sosial
ekonomi, asal, usul bahkan budaya. Sehingga mereka
terkadang sulit untuk menerima adanya keragaman
yang dimiliki oleh daerah lain.
Individu yang terbiasa menerapkan kebudayaan dari
daerah masing-masing terkadang sulit untuk
melepaskan kebudayaannya atau menerima
masuknyakebudayaan dari daerah lain. Sikap itulah
yang terkadang masih melekat ketika mereka terjun
kedalam kehidupan rumah tangga. Adanya
perwujudanperwujudan abstrak yang ditunjukkan
dalam kehidupan rumah tangga yang berupa sikap
ataupun gaya berbicara menyebabkan terjadinya
perselisihan. Salah satu orang yang tidak mau
menerima perbedaan kebudayaan dari pasangaannya
mengakibatkan hal yang sebenarnya sederhana
menjadi rumit.
Mengikat hubungan antara dua individu didalam satu
Negara yang memiliki latar belakang kebudayaan yang
berbeda memiliki kompleksitas yang tinggi apabila
dibandingkan dengan pernikahan antara Warga
Negara Asing dengan Warga Negara Indonesia.
“Sering kali pernikahan yang dilakukan dengan
menyatukan dua kebudayaan yang berbeda menjadi
permasalahan yang terkait antara individu, keluarga,
dan masyarakat sehingga permasalahannya pun
menjadi agak susah,” Ungkap Dr. Wayan P. Windia
seorang Profesor Ilmu Hukum dan Konsultan Hukum
Adat Bali. Pernikahan antara Warga Negara Asing
dan warga Negara Indonesia terkadang menjadi sedikit
mudah dalam prakteknya terutama apabila Warga
Negara Asing itu tidak menganut keyakinan apapun.
Hal itu mengakibatkan mudahnya mereka untuk
menerima segala budaya yang ada pada Warga
Negara Indonesia.
Meskipun tidak terdapat perbedaan dalam prosesi
pernikahan tetapi tetap saja kebudayaan selalu
menjadi masalah didalam suatu kehidupan rumah
tangga yang sering kali menyulut suatu pertengkaran.
Pertengkaran yang sebenarnya dapat diselesaikan
dengan cepat, tapi karena adanya sikap abstrak
dalam kebudayaan tersebut yang berupa sikap dan
gaya berbicara permasalahan sering terkait dan
menyentuh daerah rawan lain layaknya keyakinan.
Permasalahan terletak pada adanya sikap tidak saling
menghargai antara pasangan. Mereka sering kali
mempertahankan argumentnya dan tidak berusaha
untuk memahami dan mengerti adanya perbedaan
yang melekat dalam pribadi masing-masing individu.
pertengkaran terkadang selalu menjadi alternative
dalam setiap permasalahan yang dihadapi. Hanya
segelintir pasangan yang berniat dan dapat
menyatukan berbagai persepsi yang berbeda. Sehingga
para pasangan tersebut dapat menghindari adanya
permasalahan dan pertengkaran dalam kehidupan
rumah tangga.
Selain itu pengaruh lingkungan yang tidak mendukung
terwujudnya suatu hubungan yang baik antar
pasangan tersebut semakin menambah masalah.
Persepsi yang melekat pada masyarakat
mengakibatkan masyarakat hanya meniilai sebelah
mata tentang pernikahan antar dua budaya yang
berbeda. Masyarakat memiliki pandangan kolektifnya
masing-masing sehingga bisa memiliki pendapat
tersendiri tentang pernikahan tersebut. Pandangan
tersebutlah yang telah menutup mata mereka bahwa
sebenarnya pernikahan tersebutlah yang telah
membantu untuk mengurangi proses integrasi bangsa,
karena pada dasarnya orang yang memiliki
kebudayaan yang berbeda memiliki sikap yang lebih
moderat.
Pernikahan berbeda budaya yang tidak memiliki
kekuatan hukum layaknya pernikahan beda Negara
dan beda agama mengakibatkan permasalahan yang
terjadi didalam rumah tangga hanya bisa diselesaikan
secara pribadi atau intern, maupun melibatkan orang
tua dari pasangan tersebut. Namun sering kali hal itu
tidak akan menjadikannya sebagai suatu solusi.
Sering kali salah seorang dari pasangan tersebut
harus mengalah dan meninggalkan kebudayaannya
sendiri. Tidak adanya data-data mengenai pernikahan
berbeda daerah ataupun budaya Catatan Sipil
Denpasar merupakan satu perwujudan tidak adanya
perhatian dalam masalah tersebut.
“Saya tidak terlalu berpatokan untuk memilih salah
satu budaya yang dimiliki oleh orang tua,” kata Utari
salah seorang mahasiswi fakultas Hukum yang
masing-masing orang tuanya menganut kebudayaan
dari China dan Bali. Utari juga menambahkan bahwa
dia tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut.
Meninggalkan sikap, sifat dan perilaku yang telah
tertanam sejak kecil tidaklah mudah. Tetapi apabila
sikap serta perilaku yang harus ditinggalkan tersebut
dapat menjadi suatu pemecahan masalah, hal
tersebut akan menjadi suatu pemecahan masalah.
Tetapi apabila pasangan tersebut telah berhasil untuk
menerima perbedaan yang ada hal itu jauh lebih
baikPermasalahan yang terbentuk akibat perbedaan
kebudayaan antar pasangan dapat diselesaikan
dengan jalan menyatukan perbedaan persepsi yang
terbentuk.”meninggalkan kebudayaan asli merupakan
jalan lain untuk menyelesaikan masalah jika tidak ada
kesepakatan antar pasangan,”ucap Windia yang saat
itu menjabat sebagai Dosen Hukum Adat di Fakultas
Hukum.
“Masalah biasanya ada saja, tapi tidak terlalu besar
dan selalu saya yang mengalah karena sikap Bapak
agak keras,” Ungkap Sri Rahayu Ningsih, seseorang
yang melakukan pernikahan beda budaya antara
daerah Jawa dan Bali. Semua permasalahan akan
perbedaan kebudayaan tersebut sebenarnya dapat
terselesaikan apabila adanya kesiapan dari pasangan
tersebut untuk menerima keanekaragaman serta
perbedaan yang terlanjur melekat dalam diri mereka.
Serta komitmen antara pasangan tersebut untuk
melanjutkan pernikahan mereka. Tindakan untuk
selalu menyelesaikan suatu masalah dengan
musyawarah ataupun bersikap kompromi terhadap
setiap keanekaragaman yang melekat.
“Menyatukan jenis-jenis kegiatan, diantaranya
kebudayaan saat makan maupun yang lainnya dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah yang
terjadi,”ucap Dra. I. G. A. P. Suryani, M.Si seorang
dosen Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Tetapi dalam
prakteknya, dapatkah mereka menyatukan perbedaan
tersebut ?

Rabu, 29 Mei 2013

Biota Laut

1.    Lamun
Lamun (seagrass) meru¬pakan satu-satunya tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang memiliki dan memiliki rhizoma, daun, dan akar sejati yang hidup terendam di dalam laut beradaptasi secara penuh di perairan yang salinitasnya cukup tinggi atau hidup terbenam di dalam air, beberapa ahli juga mendefinisikan lamun (Seagrass) sebagai tumbuhan air berbunga, hidup di dalam air laut, berpembuluh, berdaun, berimpang, berakar, serta berbiak dengan biji dan tunas. Jenis-jenis lamun yang terdapat di Pulau Barrang Lompo adalah sebagai berikut :
a.    Enhalus acoroides
Ujung daun membulat kadang-kadang terdapat serat-serat kecil yang menonjol pada waktu muda,tepi daun seluruhnya jelas, bentuk garis tepinya seperti melilit, tumbuh diperairan dangkal dengan substrat berpasir dan  berlumpur atau kadang-kadang diterumbu karang.
Klasifikasi :
Kingdom    : Plantae
Divisi    : Spermatophyta
Class    : Liliopsida
Ordo    : Hydrocharitales
Family    : Hydrocharitaceae
Genus    : Enhalus
Spesies     : Enhalus acoroides
b.    Thalassia hemprichii
    Helaian daun berbentuk pita, terdapat sepuluh sampai tujuh belas tulang-tulang daun yang membujur, pada helaian daun terdapat ruji-ruji hitam yang pendek, ujung dauunya membulat, tidak terdapat ligula, tumbuh didaerah substrat berpasir dan berlumpur, dan kadang-kadang di terumbu karang.
Klasifikasi :
Kingdom    : Plantae
Divisi     : Spermatophyta
Class    : Liliopsida
Order    : Alismatales
Family    : Hydrocharitaceae
Genus    : Thalassia .
Spesies     :Thalassia hemprichii
c.    Cymodocea rotundata
    Memiliki rizhoma yang halus dan bersifat herbaceous, tunas pendek dan tegak lurus pada setiap node, helaian  daunnya berkembang baik dan berwarna ungu muda, ujung daunnya licin (halus) membulat dan tumpul dan terkadang berbentuk seperti hati, terdapat lingula.
Klasifikasi :
Kingdom    : Plantae
Divisi    : Spermatophyta
Class    : Liliopsida
Order    : Alismatales
Family    : Cymodoceaceae 
Genus    : Cymodocea
Spesies     : Cymodocea rotundata
d.    Halophila ovalis
    Seperti tanaman semanggi, daunnya memiliki sepasang tangkai, daunnya mempunyai 10-25 pasang tulang daun yang menyilang, bagian tepi daun halus, rhizomanya tipis mudah dan halus, permulaan akarnya berkembang baik di pangkal pada setiap tunas.
Klasifikasi :
Kingdom    : Plantae
Divisi    : Spermatophyta
Class    : Liliopsida
Order    : Alismatales
Family    : Hydrocharitaceae
Genus    : Halophila
Spesies     : Halophila ovalis
e.    Syringodium isoetifolium
Rhizomanya tipis dan bersifat herbaceous, pada setiap node terdapat tunas tegak yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun, daun-daunnya dengan mudah dikenali, daunnya berbentuk silindris, terdapat ligula.
Klasifikasi :
Kingdom: Plantae           
Divisi : Spermatophyta
Class: Liliopsida
Order: Alismatales
Family: Cymodoceaceae
Genus: Syringodium
Spesies :   Syringodium isoetifolium
2.     Kerang Kima Tridacna maxima
Kima termasuk dalam kelas Bivalvia, suatu kelompok hewan bertubuh lunak yang dilindungi sepasang cangkang bertangkup. Bernapas dengan insang yang bentuknya seperti lembaran yang berlapis-lapis. Alat gerak berupa kaki perut yang termodifikasi untuk menggali pasir atau dasar perairan. Beberapa jenis, melekatkan diri pada substrat berbatu dengan semacam rambut atau organ yang disebut byssus.
Cangkang kima terbagi menjadi beberapa lekukan atau lipatan (folds). Punggung  lipatan di permukaan cangkang biasanya berbentuk seperti tulang rusuk sehingga sering disebut rib. Pada kima sisik, kima lubang dan kima Mauritius, tiap punggung lipatan memuat sebaris lempeng-lempeng berbentuk setengah mangkok yang disebut sisik (scutes). Sisik ini dulunya adalah bagian tepi dari mulut atau bibir cangkang (upper margin) yang kemudian tertinggal saat cangkang tubuh membesar.
Di antara semua jenis kerang, kima adalah salah satu kerang dengan bentuk dan ciri yang paling unik. Ukuran cangkangnya sangat besar dan berat, sehingga disebut kerang raksasa (giant clam). Mantelnya yang memiliki sistem sirkulasi khusus, menjadi tempat tinggal bagi zooxanthellae,  makhluk aneh separuh hewan dan separuh tumbuhan yang berbulu cambuk dari marga Symbidinium. Makhluk bersel tunggal ini, mampu menghasilkan makanannya sendiri, melalui proses fotosintesis dengan memanfaatkan karbondioksida, fosfat dan nitrat yang berasal dari sisa metabolisme kima.

Saat ini tercatat 10 jenis kima yang tersebar di perairan tropis di Samudera India dan Pasifik. Marga Tridacna meliputi 8 jenis dan marga Hippopus hanya terdiri dari 2 jenis. Indonesia merupakan daerah pusat penyebaran kima di dunia. Sebanyak 7 spesies kima dapat ditemukan di perairan nusantara. Tiga jenis lainnya termasuk jenis kima endemik yang tidak umum dan tersebar di luar Indonesia, yaitu: Kima Laut Merah, Kima Mauritius dan Kima Iblis/Tevoro dari Kepulauan Fiji dan Tonga. Sepuluh spesies kima yang ada di dunia, adalah:
Subgenus Tridacna (Chametrachea)
•    Tridacna costata Kima Laut Merah
•    Tridacna crocea Kima Lubang/Kunia
•    Tridacna maxima Kima Kecil (Small Giant Clam)
•    Tridacna rosewateri Kima Rosewater/Kima Mauritius
•    Tridacna squamosa Kima Sisik/Suling
Subgenus Tridacna (Tridacna)
•    Tridacna derasa Kima Selatan
•    Tridacna gigas Kima Raksasa
•    Tridacna tevoroa Kima Iblis/Kima Tevoro
•    Hippopus hippopus Kima Tapak Beruang/Kima Pasir
•    Hippopus porcellanus Kima Cina/Kima Porselen


Minggu, 26 Mei 2013

Secara ilmiah, perasaan cinta dan kasih sayang yang timbul antara dua orang yang berlainan jenis tidak terlepas dari peranan senyawa-senyawa kimia yang membentuk rasa cinta diantara keduanya.
Salah satu senyawanya adalah senyawa feromon. Istilah feromon (pheromone) berasal dari bahasa Yunani yaitu phero yang artinya “pembawa” dan mone “sensasi”. Senyawa feromon pada manusia terutama dihasilkan oleh kalenjar endokrin yang aktif ketika dewasa (baligh). Menurut para peneliti dan psikolog, senyawa feromon dapat mempengaruhi hormon-hormon dalam tubuh terutama otak kecil manusia dan diklaim mempunyai andil dalam menimbulkan rasa ketertarikan manusia pada manusia yang lain, baik itu perasaan cinta, suka,dan saat memilih mana orang yang dapat dijadikan teman yang cocok.

Senyawa feromon dapat menimbulkan rasa ketertarikan antara dua orang berlainan jenis dengan bekerja layaknya inisiator / pemicu dalam reaksi-reaksi kimia. Prosesnya adalah ketika dua orang berdekatan dan bertatapan mata, maka feromon yang kasat mata dan volatil, akan tercium oleh organ tubuh manusia yang paling sensitif yaitu vomeronasalorgan (VNO) yaitu organ dalam lubang hidung yang mempunyai kepekaan ribuan kali lebih besar daripada indera penciuman. Organ VNO ini terhubung dengan hipotalamus pada bagian tengah otak melalui jaringan-jaringan syaraf.

Terlepas dari hal tersebut merupakan kodrat manusia, secara definitif dan sederhana tentang aliran kimiawi cinta. Sebelum turun ke hati, aliran cinta akan transit dulu di otak untuk melewati proses-proses kimiawi. Dan proses transit ini memerlukan beberapa tahapan sehingga aliran kimiawi cinta tidak sesederhana dan secepat peribahasa ‘dari mata turun ke hati’.

Berikut ini adalah tahap-tahapnya:
Tahap 1: Terkesan
Pada tahap ini, terjadi kontak antara dua orang melalui alat indera (mata) baik melalui tatapan, berdekatan, berbicara atau yang lainnya.
Tahap 2: Ketertarikan
Pada tahap ini otak akan terangsang untuk menghasilkan tiga senyawa cinta, yaitu: Phenyletilamine (PEA),Dopamine dan Nenopinephrine.
Phenyletilamine (PEA) atau 2-feniletilamina
Senyawa ini mempunyai Mr =121,18; titik didih sebesar 197-200oC ; berat jenis = 0,965 ; titik Fahrenheit = 195oF (90oC) dan memiliki bidang polarisasi ND 200 = 1,5335
Dopamine
Struktur Dopamine ada dua, yaitu:
Dopamine (3-hidroksitiraminihidrogenbromida atau 3,4-dihidroksiphenentilamin)
Mempunyai Mr = 234,10 dan titik lebur 218-220ooC
Dopamine (3-hidroksitiraminhidrogenklorida atau 3,4-dihidroksiphenetilamin)
Mempunyai Mr = 189,64 dan titik lebur 241 – 243oC
Dari ketiga senyawa tersebut, senyawa PEA-lah yang paling berperan dalam proses kimiawi cinta. Senyawa ini juga yang mengakibatkan kamu merasa tersipu-sipu, malu ketika berpandangan dengan orang kamu sukai. Dan ternyata senyawa PEA ini banyak terkandung dalam coklat seperti Silver Queen, Waver Tango, Conello, Es Krim, Choki-Choki, dan lain-lain. Mungkin inilah sebabnya orang-orang dulu bahkan juga sekarang suka memberi coklat pada seseorang yang dicintainya.
Tahap 3: Pengikatan
Pada tahap ini tubuh akan memproduksi senyawa Endropin. Senyawa inilah yang akan menimbulkan perasaan aman, damai, dan tentram. Otak akan memproduksi senyawa ini apabila orang yang kita kasihi berada di dekat kita.
Tahap 4: Persekutuan Kimia (Tahap Terakhir)
Pada tahap ini senyawa Oxyrocin yang dihasilkan oleh otak kecil mempunyai peranan dalam hal membuat rasa cinta itu menjadi lebih rukun dan mesra antara keduanya.
Jika orang sudah jatuh cinta kepada lain jenis, maka ada tanda-tanda yang dapat kita lihat antara lain:
Malu-malu jika orang yang dicintai memandanginya.
Tunduk kepada perintah orang yang dicintai dan mendahulukannya daripada kepentingan diri sendiri.
Memperhatikan perkataan orang yang dicintai dan mendengarkannya.
Segera menghampiri yang dicintai.
Mencintai apapun yang dicintai sang kekasih.
Jalan yang dilalui terasa pendek sekalipun panjang saat mengunjungi orang yang dicintai.
Kaget dan gemetar tatkala berhadapan dengan orang yang dicintai atau tatkala mendengar namanya disebut.
Cemburu kepada orang yang dicintai.
Rela berkorban untuk orang yang dicintai.
Menyenangi apapun yang menyenangkan orang yang dicintai.
Tunduk dan patuh kepada orang yang dicintai.
Menghindari hal-hal yang merenggangkan hubungan dengan orang yang dicintai dan membuatnya marah.
Adanya kecocokan antara orang yang mencintai dan yang dicintai.

Selanjutnya efek dari senyawa feromon dan senyawa-senyawa kimia lain terhadap tubuh manusia dapatlah disamakan dengan efek narkoba. Senyawa-senyawa ini akan membuat seseorang kecanduan sehingga ingin melihat pasangannya atau orang idamannya sesering mungkin. Perasaan jatuh cinta ini selang beberapa waktu akan menghilang sedikit demi sedikit. Hal ini disebabkan produksi senyawa tersebut tidak berlangsung terus menerus, kemampuan tubuh menghasilkan senyawa itu mulai berkurang setelah dua sampai empat tahun.

Kamis, 23 Mei 2013

Shalawat sebagai obat

“SHALAWAT SEBAGAI OBAT DALAM KAJIAN ILMIAH”
Sakit adalah kondisi dimana tubuh tak lagi sanggup melaksanakan tugasnya secara normal. Biasanya karna energi yang dikeluarkan melalui beragam aktivitas melebihi pasokan energi yang dimiliki oleh tubuh sehingga tubuh mengalami penurunan. Untuk memulihkan kondisi yang sakit tersebut tentunya kita butuh pengobatan. Dari cara yang sederhana menggunakan teknik-teknik tradisional hingga cara modern menggunakan alat-alat medis mutakhir.

Kerap kita dengar pesan orang tua ketika ada bagian atau anggota tubuh yang sakit “Usap lalu bacakan shalawat Nabi 3 x” atau versi lain “baca salawat Nabi lalu tiupkan kedalam air minum”. Ada banyak metode yang digunakan namun inti pengobatannya sama yakni membaca Shalawat Nabi Muhammad SAW. Pengobatan seperti ini meskipun sederhana ternyata memiliki efek yang luar biasa. Tak jarang sakit yang kita derita berangsur-angsur sembuh dan badan menjadi berenergi kembali. Secara umum kita bisa memaknai bahwa kesembuhan ini dikarenakan kita menyebut nama kekasih Allah SWT, yakni Nabi Muhammad SAW, sehingga Allah membalas amaliah kita berupa kesembuhan akan penyakit yang diderita. Namun, diluar pendekatan spiritual tersebut, bagaimana cara pandang ilmiah tentang korelasi suatu bacaan salawat dapat menyembuhkan suatu penyakit ?. Hal inilah yang ingin dibahas dalam uraian singkat ini.

Dalam The Law of Perpetual Transmutation of Energy (Hukum perubahan energi tanpa henti) menyebutkan bahwa energi tidak pernah berhenti berubah bentuk. Hal ini memberikan kesempatan kepada semua orang untuk bisa mengubah kondisi kehidupannya. Semua orang memiliki kekuatan ini karena semua orang memiliki energi (manusia terbentuk oleh energi).

Fikiran dan perasaan akan mempengaruhi gen dan sel tubuh, yang pada akhirnya akan memunculkan berbagai respon tubuh dan fisik yang bersangkutan. Allah menciptakan manusia dari sebutir sel yang dibuahi, kemudian sel tersebut membelah diri menjadi 2, 4, 8, 16 dan terus membelah diri hingga berjumlah triliunan. Setiap sel memiliki gen yang berisi program atau cetak biru dari sel tersebut. Gen inilah yang mengendalikan sel untuk menjadi bagian-bagian dari tubuh manusia.

Dalam setiap sel manusia terdapat nukleus yang mengandung zat asam deoksiribonukleat atau Deoxyrribonucleic acid (DNA), yaitu zat yang umumnya disebut sebagai gen. DNA terdiri dari dua untai berbentuk spiral yang mengandung molekul – molekul yang dapat disingkat dengan huruf A,T,C dan G. Ini adalah kode genetik kita yang mengandung semua informasi untuk membentuk kehidupan. Para ahli genetika menyebut informasi ini sebagai mekanisme nyala-padam (on-off). Tubuh kita akan dibentuk menurut gen yang sedang nyala (aktif). Jika gen yang menyala banyak mengandung unsur negatif kita akan mengalami kekacauan pada metabolisme tubuh, namun jika gen yang menyala adalah gen yang baik insya Allah tubuh kita akan merasa baik dan nyaman.

Selanjutnya, para ilmuwan mengatakan bahwa dari triliunan gen yang ada didalam tubuh kita yang aktif terus menerus hanya antara 5 sampai 10 persen saja, sisanya dalam keadaan pasif dan siap untuk diaktifkan sewaktu-waktu. Pengaruh luar dapat memicu gen yang pasif atau tidur itu untuk menyala dan aktif.

Perasaan dan fikiran dapat mengaktifkan gen kita, sebagian besar gen kita yang sedang tidur dapat diaktifkan oleh kekuatan fikiran dan perasaan. Kazuo Murakami Ph D seorang ahli genetika dari Jepang menyatakan dalam bukunya “The Divine Message of the DNA” bahwa faktor positif seperti kegembiraan, sukacita, keyakinan dan do’a dapat mengaktifasi gen - gen yang bermanfaat. Sementara faktor negatif seperti kegelisahan, stress, kesedihan, rasa takut, dapat menon-aktifkan gen yang bermanfaat dan sebaliknya mengaktifkan gen yang tidak bermanfaat (buruk).

Hal inilah yang menyebabkan kondisi tubuh kita dapat kembali normal setelah membaca salawat, karna salawat membawa energi ke fikiran dan perasaan yang dapat mengaktifasi kembali gen positif yang ‘tidur’ dalam tubuh kita. Selanjutnya merangsang efek kesembuhan pada organ yang sakit di tubuh kita Selain itu salawat dapat menonaktifkan gen-gen penyebab penyakit dalam tubuh.

Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali”.

Oleh karna itu, wahai saudara umat Islam perbanyaklah Shalawat kepada Baginda Rasulullah SAW karna tubuh kita pun ternyata membutuhkan energi salawat untuk mengoptimalkan daya kerjanya. Bukan hanya diwaktu sakit atau tubuh dalam keadaan kurang fit, namun disetiap saat untuk menjaga kondisi tubuh tetap sehat.

Mitos : Bintitan karena MENGINTIP

  Mitos-mitos dikalangan masyarakat sangat banyak. Masuk akal ataupun tidak kebanyakan masyarakat mempercayai mitos-mitos tersebut tanpa mencari faktanya secara ilmiah. Contoh mitos yang akan saya bahas yaitu mengeni bintitan atau umumnya biasa disebut biccekang. Tentu kata tersebut sudah familiar bagi pembaca. Karena pasti jika ada teman kita atau orang disekitar kita yang mengalami bintitan dimata pasti  kita katakan “kalau orang tersebut sudah mengintip”. Padahal jika dipikir dengan jelas dan secara seksama hal tersebut tidak masuk akal apalagi secara medis. Namun, hampir sebagian masyarakat mempercayai hal tersebut. Hal tersebutlah yang akan saya bahas. Apakah mitos mengenai biccekang atau bintitan pada mata ini penyebabnya adalah karena mengintip? Benarkah mitos tersebut?
            Secara genetik atau secara medis, mata bintitan disebut Hordeolum. Hordeolum adalah benjolan dikelopak mata yang disebabkan oleh peradangan di folikel atau kantong kelenjar yang sempit dan kecil yang terdapat di akar bulu mata. Bila terjadi di daerah  ini, penyebab utamanya adalah infeksi akibat bakteri Staphylococcus pada kelenjar sabasea kelopak mata. Hordeolum secara histopatologik gambarannya seperti abses. Berdasarkan tempatnya, hordeolum terbagi menjadi 2 jenis :
  • Hordeolum interna, terjadi pada kelenjar Meibom. Pada hordeolum interna ini benjolan mengarah ke konjungtiva (selaput kelopak mata bagian dalam).
  • Hordeolum eksterna, terjadi pada kelenjar Zeis dan kelenjar Moll. Benjolan nampak dari luar pada kulit kelopak mata bagian luar (palpebra).
Menurut dr Hernawita SpM dari Jakarta Eye Center, Jakarta Pusat, “Hordeolum dapat menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Hordeolum ditentukan dari faktor higienitas seseorang karena penyakit ini biasanya timbul akibat kuman dan bakteri yang masuk ke dalam mata. “Penyebab dari hordeolum adalah infeksi bakteri Staphylococcus yang menyerang kelenjar minyak kelopak mata,” kata dr Hernawita”. Meskipun bukan tergolong dalam penyakit yang serius, Hordeolum tetap tidak boleh dianggap sepele. “Hordeolum bisa tumbuh secara bergantian dan pindah ke kelopak mata lainnya. Bahkan Hordeolum bisa tumbuh hingga tiga puluh kali, baik di kelopak mata atas maupun kelopak mata bawah. Dan itu terdapat pada hordeolum eksterna ataupun interna,”. Bisa jadi, Hordeolum ini pun menjadi tumor jika tidak disembuhkan ataupun dirawat dengan baik. Penyebab dari bintitan dimata tersebut bukanlah karena seseorang sudah mengintip. Tapi, karena seseorang terkena infeksi dan terjadi bintitan dimata. Karena secara genetik tidak ada penyakit yang dipengaruhi oleh faktor karena seseorang sudah mengintip. Namun, beberapa faktor penyebab penyakit yaitu karena keturunan, kelainan ataupun karena suatu virus atau bakteri yang masuk kedalam tubuh manusia.

Tanda-tanda Hordeolum sangat mudah dikenali, yakni nampak adanya benjolan pada kelopak mata bagian atas atau bawah, berwarna kemerahan. Adakalanya nampak bintik berwarna keputihan atau kekuningan disertai dengan pembengkakan kelopak mata. Pada Hordeolum interna, benjolan akan nampak lebih jelas dengan membuka kelopak mata. Keluhan yang kerap dirasakan oleh penderita hordeolum diantaranya rasa mengganjal pada kelopak mata, nyeri takan dan makin nyeri saat menunduk. Kadang mata berair dan peka terhadap sinar.
Hordeolum dapat membentuk abses di kelopak mata dan pecah dengan mengeluarkan nanah.
Pencegahan agar kita tidak terkena Hordeolum yaitu:
  • Jaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh wajah agar Hordeolum tidak mudah berulang.
  • · Usap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap hangat untuk membersihkan ekskresi kelenjar lemak.
  •  Jaga kebersihan peralatan make-up mata agar tidak terkontaminasi oleh kuman.
  •  Gunakan kacamata pelindung jika bepergian di daerah berdebu.
Sekian dan terima kasih. Semoga bermanfaat buat semuanya. Wasalamualaikum Wr.Wb:)

Mitos : Misteri kucing jantan belang tiga

MISTERI KUCING JANTAN BELANG TIGA

Isu gender ternyata tidak hanya ada dalam KUHP yang mengatur hak waris harta kekayaan. Kaum binatang pun menganut hukum seperti itu. Kucing betina adalah ahli waris warna rambut belang tiga dari tetuanya. Dalam dunia perkucingan, pejantan tidak berhak mewarisi warna rambut belang tiga dari leluhurnya. Kalau hal itu dilanggar, kucing jantan tersebut bakal menuai ajal atau mandul. Cerita panjang soal pewarisan sifat yang dipengaruhi jenis kelamin telah dikisahkan secara komplit oleh Gregor Mendel, pionir ilmu turun-temurun dari Heinzendorf, Austria. Ia menyebut peristiwa pewarisan sifat seperti itu sebagai sex lingked alias pautan sex.

Asal-usul belang tiga

Mitos bahwa kucing belang tiga selalu berkelamin betina bisa diterangkan secara logis dan ilmiah. Zat pewarna rambut disebut sebagai melanin. Senyawa itu diproduksi di bagian pangkal rambut yang terpedam dalam lapisan epidermis kulit. Berdasarkan sifat kimianya, melanin dibedakan menjadi dua macam. Yaitu eumelanin dan phaeomelanin. Eumelanin berbentuk bola, mampu menyerap banyak cahaya serta bertugas memberi warna hitam rambut. Sedangkan phaeomelanin wujudnya memanjang, bersifat memantulkan cahaya dan berkuwajiban memberi warna merah, jingga atau kuning pada rambut. Kandungan melanin dalam jaringan rambut diatur oleh materi yang bernaman gen. Benda tak kasat mata ini mengatur kerja ezim yang bertugas mensintesis melanin. Warna bulu kuning ditentukan oleh sebuah gen dominan yang disimbolkan dengan abjad “O” (Orange). Gen tersebut selalu terpaut dengan kromosom X. Sedangkan warna hitam adalah bentuk resesif dari warna orange “o”. Kromosom Y yang bertugas menentukan jenis kelamin jantan tidak bersifat carier terhadap gen O maupu o tadi. Dalam keadaan normal, mahluk hidup bersifat diploid (2n). Artinya sel tubuh (somatis) mahluk hidup itu memiliki sepasang kromosom. Sedangkan sel kelamin (seksual) hanya memiliki 1 buah kromosom alias haploid (n). Jenis kelamin diatur oleh sepasang kromosom sex. Individu betina punya sepasang kromosom X (XX). Sedangkan individu jantan memiliki dua jenis kromosom X dan Y (XY). Pada saat pembentukan sel kelamin, pasangan kromosom tersebut saling memisahkan diri. Peristiwa seperti ini disebut sebagai meiosis. Seekor kucing bakal berselimut rambut belang tiga jika ia memiliki 2 buah kromosom (pasangan gen) X, 1 buah alel O dan 1 buah alel o. Jika alel-alel tersebut dirangkai maka akan membentuk sebuah gen heterozigot dengan rumus XOXo. Jika seekor kucing memiliki genotip XOXO (homozigot dominan) maka ia bakal memiliki rambut berwarna kuning. Sedangkan seekor kucing memiliki genotipe XoXo (homozigot resesif) berarti ia bakal berambut hitam. Kucing jantan berwarna kuning atau orange meiliki rumus genotipe XOY. Tidak ada hal mustahil di muka bumi. Itu artinya, masih ada kemungkinan dilahirkan kucing belang tiga berkelamin jantan. Tapi biar bisa dianugerahi bulu belang tiga, kucing jantan tersebut musti memiliki sepasang kromosom X plus 1 buah kromosom Y. Dengan demikian, berarti kucing tersebut tak lagi bersifat diploid namun menjadi triploid (XOXoY). Kelainan seksual seperti itu sering dijuluki sebagai sindrom klinefelter. Kucing tripolid seperti di atas terlahir dari rahim induk betina yang mengalami proses meiosis (pembentukan sel kelamin) tidak normal. Peristiwa meiosis tak wajar ini akan menghasilkan gamet atau sel kelamin bersifat diploid (2n). Padahal sel kelamin normal itu bersifat haploid (n). Kondisi semacam itu banyak disandang oleh kucing betina yang mengalami mutasi. Nah, saat terjadi perkawinan maka sel telur kucing betina abnormal tadi (2n) akan melebur dengan gamet dari kucing jantan normal. Akibatnya, peristiwa percintaan sejoli kucing tadi akan menghasilkan zigot yang memiliki 3 set kromosom (3n). Akhirnya lahirlah kucing triploid. Bentuk fisik kucing penderita sindrome klinefelter ini memang menyerupai kucing pejantan. Namun bila diperiksa secara teliti, kucing “berstatus ganda” ini memiliki organ kewanitaan. Semisal kelenjar air susu yang berkembang, dan gonad meskipun tak berfungsi. Kucing banci semacam itu bersifat fertil alias mandul. Lho, koq mandul? Ya, kondisi seperti itu dipicu karena kucing triploid memiliki jumlah kromosom ganjil. Jadi ia akan mengalami gangguan sewaktu hendak membentuk sel kelamin (meiosis). Sehingga akan mengalami pendistribusian kromsom secara tidak merata sewaktu terjadi fertilisasi atau pembuahan.

Trik Cetak Belang Tiga

Jika Anda ingin menimang kucing berambut belang tiga, resepnya gampang koq. Anda tinggal menyilangkan kucing betina berambut kuning (merah) dengan kucing jantan berambut hitam. Kucing betina berbulu kuning umumnya memiliki genotipe XOXO. Sedangkan kucing jantan hitam memiliki genotipe XoY. Persentase anak kucing berambut belang tiga yang bisa dicetak melalui perkawinan tersebut mencapai 50%. Sedangkan perkawinan antara kucing betina belang tiga XOXo dengan kucing jantan hitam XoY hanya mampu mencetak kucing belang tiga XOXo dengan persentase sebesar 25%. Lantas benarkah mitos yang selama ini beranggapan bahwa induk kucing akan memangsa anak jantanya yang berbulu belang tiga? Bukan lantaran tak sayang induk kucing mengganyang anak lelakinya yang berbulu belang tiga. Hal ini terpaksa ia lakukan karena pada umumnya kucing jantan belang telon dilahirkan dalam kondisi ringkih. Kucing jantan belang nan malang ini berstamina lemah lantaran memiliki jumlah kromosom yang berlebihan. Sehingga ia akan mengalami gangguan hormonal. Sang Induk tak rela jika keadaan tersebut menimbulkan gangguan kesehatan bagi anak-anak kucing yang lain. Tradisi kanibalisme semacam itu juga dianut oleh Si tikus musuh bebuyutan kucing. Menurut Barbara French dalam artikelnya yang berjudul Tortoises, Calicos and Tricolor Cats kemungkinan dilahrirkannya kucing belang telon berkelamin jantan hanya sebesar 1 : 10.000. Itu pun bisa dipastikan bahwa kucing belang telon berkelamin jantan tersebut fertil alias mandul. Wuah…!!! Kalau begitu pantas saja harga kucing belang telon berkelamin jantan itu mahalnya selangit. Sebab mahluk seperti itu sangat langka. Banyak hobiis kucing mengincar keberadaan Si Belang tiga. Mereka tak ragu menguras kantong untuk meminang si Belang. Lantas bagimana dengan nasib kucing belang tiga berkelamin betina? Apakah ia termasuk binatang langka yang penuh dengan keberuntungan? Menurut dalil keseimbangn gen dalam populasi buah pikiran profesor matematika dari Inggris G.H. Hardy dan seorang dokter Jerman, W. Weinberg, jumlah kucing belang telon berkelamin betina lebih kecil bila dibanding dengan jenis kucing lain. Jika dihitung dengan rumus temuan mereka maka persentase populasi kucing belang telon hanya berkisar antara 25% saja. Populasi kucing belang tiga langka sering menyebabkan penyayang kucing merasa beruntung.

Dua Tipe Belang Tiga

Ada dua tipe kucing belang tiga (three colour) yaitu calico dan tortoiseshell. Lalu apa perbedaan antara kedua kucing itu? Rambut kuning dan hitam di tubuh kucing calico tidak saling bercampur aduk atau masing-masing tidak tercampur dengan rambut putih. Warna kuning, hitam dan putih saling terpisah sehingga membentuk pola mozaik yang nyata. Sedangkan kucing tortoiseshell warna rambut kuning dan hitam saling bercampur aduk. Atau kedua warna rambut itu tercampur dengan rambut putih. Kondisi itu menyebabkan warna rambut kucing tortoiseshell nampak tidak sepekat warna rambut kucing calico. Di arena lomba kucing belang tiga sering menyita perhatian tim Juri. Kucing calico dikatakan bermutu tinggi jika memiliki persentase warna kuning dengan warna hitam sama besar. Warna-warna tersebut harus benar-benar pekat. Bercak belang kuning serta hitam wajib menutupi kepala, telinga, punggung, ekor, pipi dan pinggul. Warna bola mata keemasan, jingga atau keperakan. Persyaratan lain yang musti dipenuhi yaitu persentase warna rambut putih harus seimbang dengan bercak kuning dan hitam. Warna rambut kucing tortoiseshell yang tak sepekat warna rambut kucing calico tidak selamanya menyebabkan kekalahan. Kucing tortoiseshell masih bisa menggondol piala kejuaraan asalkan persyaratan yang lain lebih unggul dari kucing calico. Semisal kesehatan, kebersihan, dan temperamen.

Selasa, 21 Mei 2013

mitos : MENCARI ISTRI YANG CERDAS AGAR BISA MEMPUNYAI ANAK YANG CERDAS PULA



MENCARI ISTRI YANG CERDAS AGAR BISA MEMPUNYAI ANAK YANG CERDAS PULA

            Banyak mitos yang berkembang di masyarakat dan sampai saat ini masih tetap dipercaya sebagai kebenaran oleh sebagian kecil orang. Walaupun belum terbukti kebenarannya dan belum dapat dijelaskan secara ilmiah, namun beberapa mitos tersebut sering terjadi. Salah satu mitos yang ada di kalangan masyarakat adalah mengenai anjuran “carilah istri yang cerdas agar bisa mempunyai aak yang cerdas karena kecerdasan diturunkan dari seorang ibu”. Hal ini sering terbukti terjadi dan terkadang membuat orang bingung, bagaimana bisa kecerdasan itu diturunkan dan kenapa melalui ibu ?. Untuk itu, telah banyak penelitian yang dilakukan dan membuktikan bahwa mitos ini ternyata benar dan dapat dijelaskan secara ilmiah. Berikut penjelasannya :
            Seorang ilmuwan pada tahun 1997 bernama Robert Plomin mengumumkan bahwa ia telah menemukan satu gen kecerdasan di kromosom 6. Orang kebanyakan memiliki urutan tertentu pada gen tersebut, tetapi anak-anak cerdas dengan IQ 160 yang diteliti memiliki urutan yang agak berbeda pada gen IGF2R tersebut. Penelitian lain yang pernah dilakukan adalah pada tahun 1979, dimana Thomas Bouchard mengumpulkan pasangan kembar-kembar terpisah dari seluruh dunia dan menguji kepribadian dan IQ mereka. Hasilnya diluar dugaan, bahwa korelasi antara anak-anak adopsi yang dibesarkan bersama ternyata nol. Artinya, tidak ada pengaruh asuhan keluarga terhadap IQ. Lalu, jika bukan asuhan keluarga, apa yang menentukan kecerdasan (IQ) ?.
            Menurut studi lain, pengaruh peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam kandungan terhadap kercerdasan tiga kali lebih besar dibanding apapun yang diperbuat oleh orangtua sesudah bayi lahir. Pengaruh ini sedemikian besar karena tingkat kecerdasan seseorang terkait dengan kromosom X yang berasal dari ibu. Karena itu, ibu yang cerdas berpotensi melahirkan anak yang cerdas pula. Pada dasarnya seorang anak terlahir dari pertemuan antara sperma dan ovum melalui proses fertilisasi, dimana setelah terjadi proses fertilisasi tersebut kedua sel gamet tersebut akan melebur membentuk zigot (2n), kemudian membelah menjadi morula, blastula, gastrula dan berdiferensiasi menjadi makhluk hidup kecil di dalam rahim yang disebut dengan fetus atau janin. Ovum merupakan sel gamet yang terdiri dari inti sel dan sitoplasma lengkap dengan organel-organel yang akan berperan dalam proses pembelahan dan perbanyakan sel. Sperma merupakan sel gamet yang terdiri atas kepala dengan inti sel dan ekor yag mengandung mitokondria sebagai pemberi energi bagi pergerakan sperma. 14 jam setelah proses fertilisasi, maka ekor sperma yang mengandung mitokondria akan dilepas dan dibuang. Inti zigot yang terbentuk merupakan gabungan antara inti sperma dan inti ovum sedangkan sitoplasma dan organel-organel sel berasal dari organel sel ovum.
            Disinilah awal peran ibu dalam menentukan kecerdasan, yaitu melalui mitokondria. Yang menarik, bahwa mitokondria ini hanya diwariskan oleh ibu dan tidak oleh ayah. Sebab mitokondria berasal dari sel telur bukan dari sel sperma karena mitokondria yang terdapat pada ekor sperma setelah proses fertilisasi akan lepas dan hilang. Mitokondria bersifat semiotonom karena 40% kebutuhan protein dan enzim dihasilkan sendiri oleh gennya. Mitokondria adalah satu-satunya bagian sel yang mempunyai DNA tersendiri, selebihnya dihasilkan oleh gen di inti sel. Itulah sebabnya investasi seorang ibu dalam diri anak mencapai 75%.
            Kesimpulannya adalah, secara teori kecerdasan anak mungkin sangat dipengaruhi oleh kecerdasan seorang ibu. Namun, fenotip (penampakan) yang kita lihat bukanlah melalui hasil dari faktor genetik melainkan hasil interaksi dengan lingkungan juga. Sifat pewarisan IQ sewaktu anak-anak porsinya kurang lebih 45% , sedangkan pada masa akhir remaja naik menjadi 75%. Sejalan dengan pertumbuhan anak secara berangsur mengekspresikan kecerdasan bawaan dan meninggalkan pengaruh-pengaruh sebelumnya yang ditanamkan oleh orang lain.

           

Jumat, 22 Maret 2013

Aneh tapi Nyata

Kisah Nyata,Aneh Tapi Nyata Lima Kutukan Yang Mengerikan selengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Manusia Es Terkutuk
Oetzi, atau manusia es, begitulah ia dikenal, ditemukan di Puncak Gunung antara Austria dan Italia pada tahun 1991. Selama 13 tahun selanjutnya, tujuh orang yang berhubungan dengan temuannnya, tewas. Dalam beberapa kasus, kematian mereka tampak seperti kematian biasa, namun empat kematian di antaranya cukup ganjil atau mengenaskan.
Kematian pertama terjadi tahun 1992 ketika Rainer Henn, ahli patologi forensik yang menyimpan Oetzi ke dalam sebuah kantung mayat dengan tangan telanjangnya, tewas akibat tabrakan mobil dalam perjalanan menuju sebuah konferensi dunia untuk membahas Manusia Es tersebut. Berikutnya, Kurt Fritz, pemandu gunung yang mengantarkan Henn ke Oetzi, dan yang membuka wajah Oetzi, tewas tertimbun tanah longsor. Orang nomor tiga, yang mem-film-kan penemuan Oetzi, meninggal akibat tumor otak.
Daftar korban semakin menyeramkan: Helmut Simon, yang dengan istrinya adalah orang yang pertama kali menemukan Manusia Es tersebut, menghilang selama 8 hari pada tahun 2004. Ketika tubuhnya ditemukan wajahnya menunduk di dalam tumpukan es, dimana ia telah jatuh dari karang terjal setinggi 300 kaki. Dieter Warnecke, kepala tim penyelamatan yang menemukan Helmut, tewas akibat serangan jantung satu sjam setelah penguburan Helmut.
Pria nomor enam, Konrad Spindler, meninggal akibat komplikasi yang disebabkan oleh Multiple Sclerosis enam bulan setelah kutipannya disebarkan “Menurut saya, kejadian ini hanya sampah. Ini hanya buatan media saja. Anda akan mengatakan bahwa sayalah korban selanjutnya.”
Yang ketujuh dan yang terakhir (sejauh ini) adalah tahun 2005: Tom Loy, seorang ilmuwan yang menemukan darah manusia pada pakaian dan senjata Oetzi, meninggal akibat penyakit darah turunan. Kejadian ini biasanya dianggap tidak lebih dari kematian alami tetapi tidak apabila melihat kenyataan bahwa ia didiagnosa pada tahun 1992, satu tahun setelah mulai bekerja dengan Manusia Es tersebut. Berdasarkan kejadian-kejadian ini, mungkin kamu akan menjadi korban selanjutnya karena membaca artikel ini!
Bukti menunjukkan bahwa Manusia Es mengalami akhir yang kejam, ditembak dengan sebuah anak panah sebelum kepalanya tertampar keras. Jadi pada dasarnya, Oetzi adalah korban pembunuhan klasik yang tertinggal di pegunungan sehingga menjadi mumi di sebuah kuburan tak bertanda.
2. Makam Terkutuk
Tentu saja, jika kamu ingin cerita kutukan tentang mumi berukuran besar, kamu perlu sejarah yang benar-benar mengerikan seperti makan terkutuk Timur. Timur (8 April 1336 – 18 Februari 1405), dikenal sebagai Tamerlane, adalah seorang penakluk wilayah Asia Barat, Selatan dan Tengah dari Turki, dan pendiri dinasti Timurid (1370–1405) di Asia Tengah, dan kakek yang sangat-sangat agung dari Babur, pendiri Dinasti Mughal, yang bertahan sebagai Kekaisaran Mughal di India sampai 1857.
Setelah mendapatkan gelar Raja Agung (Great Khan) tahun 1369, Timur meluncurkan sebuah kampanye mengerikan dari Persia ke Rusia Selatan Timur yang bisa membuat kakek Genghis bangga — membuat piramida dari 70 ribu tengkorak manusia di India Utara, kemungkinan karena ia lelah membawa semua mayat.
Ketika Timur tewas tahun 1405, ia dikebumikan di kompleks Gur-e Amir di Samarkand, Uzbekistan. Sebuah lempeng giok hijau megah yang pernah digunakan sebagai singgasana Kabek Khan ditempatkan di sekitar makam Timur dan ditutup dengan tulisan Arab tentang betapa mengagumkannya orang Mongol ini, dan, untuk memastikan tidak ada orang yang mengganggu mayat Timur ini, kata-kata “Ketika Aku bangkit dari kubur, dunia akan bergetar”, mengingatkan kita dengan ramalan Vigo di film Ghostbusters II.
Cukup pasti, tahun 1941, Stalin mengutus ahli arkeologi Mikhail Mikhaylovich Gerasimov untuk menggali kuburan Timur. Ingat tentang terobosan-terobosan arkeologis di Tanis dan Iskenderun?
Menurut Kaumov, para orang tua Uzbek setempat sangat marah terhadap penggalian tersebut: “Para orang tua ini menunjukkan kami sebuah buku yang berkata bahwa makam Timur tidak boleh dibuka, karena bisa memicu peperangan. Saat itu saya masih muda dan tidak terlalu bijak. Saya tidak terlalu memperhatikan kejadian tersebut. Pada tanggal 21 Juni kami membongkar tengkorak Timur. Kemudian, tanggal 22 Juni perang dengan Jerman dimulai.”
Dengan kata lain, kurang dari 24 jam setelah membuka kuburan yang mengancam akan “membuat dunia bergetar” apabila terganggu, para tentara Stalin melihat Hitler meluncurkan Operasi Barbarossa: serangan paling terbesar dan paling brutal di Perang Dunia II.
Setelah kehilangan jutaan tentara dan warga Soviet, orang-orang Rusia tersebut akhirnya mengembalikan Timur ke makamnya dengan tata cara pemakaman Islami sepenuhnya tanggal 20 Desember 1942. Pada waktu yang sama di sisi lawan negara tersebut, Operasi Badai Musim Dingin (Operation Winter Storm), upaya terakhir Jerman untuk lari dari penghancuran di Stalingrad, gagal.
Peringatan bagi pembaca uniknya.com agar menjauh dari makam Timur. Dan kirimkan beberapa bunga ke arkeologis yang memiliki gagasan brilian untuk mengembalikan peninggalan-peninggalan Timur pada waktu yang tepat sehingga mencegah Nazi memenangkan Perang Dunia II. Siapa pun itu.
3. Musisi Terkutuk
Meski kamu tidak mengenali istilah ini, “27 Club” (Klab 27) berkaitan dengan beberapa orang yang hampir pernah kamu dengar. Tahu Brian Jones, Jimi Hendrix, Janis Joplin, Jim Morrison dan Kurt Cobain? Kelima tokoh tersebut terkenal bukan hanya karena telah menjadi ikon generasi dan kebudayaan, namun mereka juga sama-sama terkenal karena telah memilih tewas di umur 27.
Jones tenggelam di sebuah kolam, Hendrix sesak nafas, Joplin over dosis heroin, Morrison kemungkinan sama dengan Joplin, dan Cobain menembak mukanya sendiri (Ok, mungkin Cobain sedikit licik dengan sengaja membunuh dirinya). Namun, itu hanya 5 kasus yang paling terkenal. Nyatanya, ada 41 anggota dari apa yang disebut 27 Club, semuanya berawal dari Alexandre Levy, yang meninggal bulan Januari 1892. Kemudian Louis Chauvin, musisi ragtime, tewas tahun 1908 akibat Neurosyphillitic sclerosis.
Dan kemudian ada Robert Johnson, pria yang dipercaya sebagai penemu blues, yang tewas pada usia 27 tahun 1938. Ada cerita legenda bahwa Johnson menjual jiwanya kepada Setan atau kita sebut saja Devil agar bisa menciptakan musik hebat, jadi mungkin Devil tersebut menganggap usia 27 adalah usia yang tepat untuk diambil.
Orang yang paling baru dalam daftar 27 Club, musisi asal Zambia bernama Lily Tembo, tewas bulan September 2009. Sepertinya ada sesuatu seperti garis perak bagi semua kejadian tersebut dimana para bintang ini tidak dapat hidup cukup lama.
4. Pernikahan Terkutuk
Menikah adalah salah satu urusan terbesar dalam hampir semua kehidupan orang, dan biasanya wanita selalu ketakutan terhadap hal-hal kecil sampai acara pernikahan selesai. Namun, berbeda dengan pernikahan terkutuk Maria Vittoria dal Pozzo, Putri della Cisterna ke-6 yang jauh, jauh lebih buruk.
Ketika pangeran Amedeo dari Savoy mengumumkan bahwa ia akan menikahi Maria, Raja Victor Emmanuel II dari Italia sangat tidak menyetujui pernikahan tersebut. Untuk satu alasan, ia pikir anaknya yang  tampan bisa mendapatkan wanita yang lebih baik dari “wanita bangsawan” tersebut. Kedua, pilihan anak Raja Victor tersebut bukan keturunan kerajaan. Pada dasarnya, Raja Victor adalah seorang pria yang memiliki standar tinggi.
Meskipun demikian, Pangeran Amedeo I menikahi Putri Maria pada tanggal 30 Mei, 1867 di sebuah peristiwa yang bisa disebut sebagai pernikahan paling terkutuk di dalam catatan sejarah.
Di hari pernikahan, rombongan pengantin tersebut menemukan wanita yang bertanggung jawab untuk membuat pakaian sang Putri mati dengan memakai gaun pengantin tersebut. Maka, Maria yang percaya takhayul bersikeras untuk menikah dengan gaun yang berbeda.
Kemudian, ketika rombongan pengantin sedang dalam perjalanan dari istana menuju gereja, kolonel yang memimpin prosesi tersebut jatuh dari kudanya dan meninggal akibat sunstroke (serangan jantung yang disebabkan oleh sinar matahari). Setelah mereka menemukan pengganti kolonel tersebut, rombongan tersebut terhenti lagi di gerbang istana, yang untuk alasan tertentu menolak untuk dibuka. Penjaga gerbang yang ditugaskan tergeletak mati tertutup oleh banyak darah.
Segera setelah pernikahan, pria terbaik memberi hormat kepada pasangan tersebut dengan menembak dirinya di kepala. Rombongan tersebut dengan cepat pergi ke stasiun kereta api, mungkin mereka ingin naik kereta untuk pergi keluar kota. Pria yang menulis kontrak pernikahan pun mengalami “gangguan apopleksia,” pendarahan internal besar-besaran – biasanya dalam otak – yang hampir menyebabkan kematian. Setelah itu, kepala stasiun kereta api tersebut tertarik oleh kereta kuda pengantin.
Pada titik ini, Raja Victor Emmanuel II sadar bahwa pernikahan ini akan membebani dia dengan biaya pemakaman, dan memerintahkan agar tak seorang pun yang menggunakan kereta api dan malah berjalan kaki secara diam-diam kembali ke istana sebelum para dewa sadar bahwa ada orang lain yang lupa untuk dibunuh. Pembatalan tersebut berjalan sangat baik sekali sampai Pangeran dari Castiglione juga terseret di bawah kereta kuda pengantin.
Pangeran tersebut adalah yang terakhir tewas, namun pernikahan pembawa sial antara Maria Vittoria dal Pozzo dan Pangeran Amadeo I secara resmi tidak berakhir sampai sepuluh tahun kemudian ketika Putri Maria meninggal setelah komplikasi saat melahirkan pada usia 29.
5. Nomor Telepon Terkutuk
Ponsel bisa menjadi kutukan untuk sejumlah alasan tertentu, dari pesan teks spam yang tak berakhir sampai ke bunyi dering di tengah-tengah pencurian permata. Tapi setidaknya, ponsel tidak dapat membunuh kamu.
Kecuali nomor 0888-888-888.
Nomor tersebut asalnya dikeluarkan di Bulgaria pada awal 2000an dan telah melewati beberapa tangan. Setiap orang yang memilikinya, mati.
Nomor tersebut berasal dari Mobitel, sebuah perusahaan telepon di Bulgaria, dan sampai saat ini, nomor tersebut telah mengambil 3 nyawa. Tahun 2001, pemilik asal sekaligus CEO Mobitel Vladimir Grashnov tewas oleh kanker. Nomor tersebut kemudian diberikan ke bos mafia bernama Konstantin Dimitrov, yang tertembak mati ketika makan malam dengan seorang model pada tahun 2003. Terakhir, nomor ini sampai ke tangan usahawan bernama Konstantin Dishliev yang ditembak di luar sebuah restoran khas India di ibukota Bulgaris pada tahun 2005.
Kedua Konstantin tersebut adalah penjahat (yang pertama adalah bos mafia dan kedua adalah usahawan korup di perusahaan obat-obatan) dan kemungkinan dibunuh oleh orang Rusia yang tidak menyukai persaingan, namun ada sesuatu yang menyeramkan tentang dua orang yang memiliki kesamaan nama ini dalam hal kesamaan jenis usaha yang keduanya mati dengan cara yang sama pada lokasi yang sama ketika membawa ponsel dengan nomor yang sama.
Sejak itu Mobiltel telah mencabut nomor tersebut tanpa pasti. Ketika ditanya tentang rangkaian peristiwa tersebut, perwakilan dari Mobiltel menjawab “Kami tidak punya komentar. Kami tidak akan membahas nomor orang.”

LAPORAN GENETIKA PEWARISAN KUANTITATIF



LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA

PERCOBAAN IV
PEWARISAN KUANTITATIF

NAMA                       : ENDANG SRI WATI MATARRU
NIM                           : H41112006
KELOMPOK           : I (SATU) A
HARI/TANGGAL   : KAMIS/14 MARET 2013
ASISTEN                  : PINKAN C.I TUMANDUK










LABORATORIUM GENETIKA JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
            Sifat-sifat Mendel klasik yang dijumpai dalam bab-bab terdahulu bersifat kualitatif, yaitu sifat-sifat yang mudah digolongkan ke dalam kategori fenotip yang jelas. Fenotip-fenotip yang jelas ini berada di bawah kendali genetik dari hanya satu atau beberapa gen dengan sedikit atau tanpa modifikasi-modifikasi lingkungan yang mengaburkan pengaruh-pengaruh gennya (Stansfield, 1991).
           Biasanya kita beranggapan bahwa suatu kelas fenotip itu selalu mudah dibedakan dari kelas fenotip yang lain. Misalnya, bunga suatu tanaman ada yang merah dan ada yang putih; warna kulit orang ada yang hitam dan ada yang putih; tubuh orang ada yang tinggi dan ada yang pendek. Akan tetapi bila diperhatikan dengan baik, dalam kenyataannya kelas fenotip tadi tidak dapat dibedakan semudah itu. Sebabnya karena seringkali masih dapat diketahui adanya beberapa variasi di dalam suatu kelas fenotip. Misalnya saja, bunga merah muda. Kulit hitam pada orang ada yang hitam sekali, hitam biasa, sawo matang. Tubuh orang ada yang tinggi sekali, tinggi, sedang (Suryo, 2010).
            Tanpa variasi genetik, setiap perubahan lingkungan yang mendadak akan memusnahkan  suatu jenis pada habitat alaminya. Keanekaragaman genetik alami, peranannya dalam evolusi, dan berbagai sistem untuk koleksi, pengawetan, penyebarluasan dan pemanfaatannya. Berdasarkan penyebab timbulnya variasi genetik yaitu variasi yang dihasilkan oleh faktor keturunan (gen) yang bersifat kekal dan diwariskan secar turun-temurun dari satu sel ke sel lainnya. Variasi non genetik atau variasi lingkungan yaitu yang ditentukan oleh faktor lingkungan seperti; intensitas cahaya, kelembaban, pH,kesuburan tanah dan kelembaban (Mentari, 2012).
            Oleh karena itu, melalui percobaan ini kita akan mengetahui beberapa perbedaan antara pewarisan kuantitatif dan kualitatif serta penyebab terjadinya pewarisan kuantitatif dan contohnya dalam kehidupan manusia.
I.2 Tujuan Percobaan
            Tujuan praktikum ini adalah:
1.        Menjelaskan perbedaan antara genetika kuantitatif dan genetika kualitatif.
2.        Mengetahui cara mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data penelitian tentang pewarisan kuantitatif.
I.3 Waktu dan Tempat Percobaan
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 14 Maret 2013 pukul 14.30-17.00 WITA di Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas  Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dengan membandingkan hasil percobaan Kölreuter dan Mendel dapatlah ditarik kesimpulan adanya perbedaan sebagai berikut (Suryo, 2010):
Kölreuter : pada waktu menyilangkan dua tanaman dengan memperhatikan satu beda sifat didapatkan tanam-tanaman F1 yang semuanya intermedier, sedangkan F2 berupa tanam-tanaman yang memperlihatkan banyak variasi antara kedua tanaman induknya.
Mendel    : pada waktu menyilangkan dua tanaman dengan memperhatikan satu beda sifat didapatkan tanam-tanaman F1 yang semuanya memiliki sifat dominan, sedangkan dalam F2 terdapat keturunan yang memisah dengan perbandingan fenotip 3 : 1.
            Jelaslah perbedaannya, yaitu bahwa sifat keturunan yang dikemukakan Kölreuter itu ditinjau secara kuantitatif, artinya sifat keturunan tampak berderajat berdasarkan intensitas dari ekspresi sifat itu. Sedangkan Mendel meninjau sifat keturunan secara kualitatif, artinya sifat keturunan itu tampak atau tidak (Suryo, 2010).
Pada awal dari genetika Mendel diduga bahwa ada perbedaan fundamental dalam esensi sifat-sifat kualitatif dan kuantitatif. Satu dari contoh klasik yang membantu menjembatani kesenjangan antara kedua macam sifat ini adalah model gen ganda yang dikembangkan oleh ahli genetika Swedia Nillson-Ehle pada tahun 1910, yang menjelaskan warna biji pada gandum. Ketika dia menyilangkan satu galur merah dengan galur putih, dia mengamati bahwa F1 semuannya merah muda dan kira-kira  dari F2 adalah sama ekstremnya seperti induk-induknya, yaitu   putih dan   merah. Dia menafsirkan hasil-hasil ini atas dasar dua gen, masing-masing dengan sepasang alel yang memperlihatkn pengaruh kumulatif (Stansfield, 1991).
Mendel mempelajari karakter yang dapat dipisahkan (contoh warna ungu dan warna putih pada bunga) namun banyak karakter yang tidak dapat dipisahkan dengan jelas seperti warna kulit manusia dan tinggi manusia karena karakter ini bervariasi sepanjang continum (memiliki gradasi). Hal tersebut dikatakan sebagai quantitatif characters. Variasi kuantitatif pada umumnya menunjukkan adanya polygenic inheritance, yaitu suatu efek tambahan dari dua atau lebih gen terhadap satu karakter fenotip (kebalikan dari pleiotropy dimana satu gen mempengaruhi beberapa karakter fenotip). Pigmentasi kulit manusia ditentukan oleh paling sedikit tiga gen terpisah yang diwariskan (Campbell, 2010).
Perbedaan dasar antara sifat kualitatif dan sifat kuantitatif melibatkan jumlah gen yang berkontribusi pada variabilitas fenotip dan derajat di mana fenotip itu dapat dimodifikasi oleh faktor-faktor lingkungan. Sifat-sifat kuantitatif dapat diatur oleh banyak gen  (mungkin 100 sampai 100 atau lebih), masing-masing berkontribusi terhadap fenotip begitu sedikit sehingga pengaruh-pengaruh individunya tidak dapat dideteksi dengan metode-metode Mendel. Gen-gen yang bersifat demikian disebut poligen (Stansfield, 1991).
Dibawah ini disajikan ringkasan beberapa perbedaan utama antara genetika kuantitatif dan kualitatif (Stansfield, 1991):
No.
Genetika Kuantitatif
Genetika Kualitatif
1.  
Ciri-ciri dari derajat.
Ciri-ciri dari jenis.
2.  
Variasi kontinu; pengukuran fenotip merupakan suatu spektrum.
Variasi diskontinu; kelas-kelas fenotip yang jelas.
3.  
Pengendalian poligenik; pengaruh gen-gen tunggal terlalu kecil untuk dapat dideteksi.
Gen tunggal memberikan pengaruh yang jelas dapat dibedakan.
4.  
Mempersoalkan suatu populasi organisme yang terdiri dari segala macam perkawinan yang dapat terjadi.
Mempersoalkan perkawinan-perkawinan individu dan keturunannya.
5.  
Analisis statistik memberikan estimasi (perkiraan) parameter-parameter populasi seperti rata-rata dan deviasi standar.
Dianalisis dengan membuat penghitungan-penghitungan dan rasio-rasio.

Dalam genetika kuantitatif, konsep poligen (polygenes, berarti “banyak gen“) digunakan untuk menjelaskan terbentuknya sifat kuantitatif. Ronald Fisher (1918) dapat menjelaskan bahwa sifat kuantitatif terbentuk dari banyak gen dengan pengaruh kecil, yang masing-masing bersegregasi menuruti teori Mendel. Karena pengaruhnya kecil, fenotipe yang diatur oleh gen-gen ini dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Meskipun demikian, penjelasan Fisher ini tetap menempatkan “gen-gen” yang mengatur sifat kuantitatif sebagai sesuatu yang abstrak karena hanya merupakan konsep. Langkah pembuktian mengenai adanya gen-gen yang mengatur sifat kuantitatif mulai terbuka setelah tersedianya banyak penanda genetik sehingga memungkinkan orang membuat peta pautan genetik yang dapat menjangkau sebagian besar kromosom. Penanda-penanda genetik digunakan untuk menunjukkan situasi alelik pada bagian kromosom tertentu. Variasi alel pada suatu penanda menjadi genotipe bagi kromosom atau kelompok pautan (apabila kromosomnya belum teridentifikasi) (Rohmad, 2012).
Persoalan tentang pengaruh poligen ini baik pada tumbuh-tumbuhan maupun pada hewan makin banyak mendapat perhatian karena cukup banyak sifat-sifat keturunan yang relevan terhadap gizi makanan atau keuntungan lain bagi manusia, seperti berat buah, besarnya telur ayam, tinggi tanaman, ketahanan terhadap hama atau penyakit, warna kulit hewan, dll (Suryo, 2010).
Beberapa sifat keturunan pada manusia pun diwariskan lewat poligen. Berikut ini ada beberapa contoh  (Suryo, 2010):
1.    Perbedaan pigmentasi kulit
Davenport dan Davenport menemukan pengaruh poligen pada pigmentasi kulit manusia yang memperlihatkan variasi kuantitatif antara warna muda sampai hitam-arang. Bila empat pasang gen yang mengambil peranan, maka untuk mendapatkan anak dengan warna kulit yang ekstrem kemungkinannya  .
2.    Perbedaan tinggi tubuh
            Menurut penyelidikan ada 4 pasang gen yang ikut mempengaruhi tinggi tubuh orang. Akan tetapi di sini dapat dibedakan adanya gen-gen dasar (ialah gen-gen yang menentukan tinggi dasar) dinyatakan dengan simbol a, b, c, d dan gen-gen ganda (yaitu gen-gen yang memberi tambahan pada tinggi orang) dinyatakan dengan simbol T (untuk tinggi) dan t (untuk rendah).
3.    Sidik jari
            Sidik jari orang merupakan contoh yang indah pula untuk mengetahui peranan poligen.
4.    Bibir sumbing dan celah langit-langit
            Kelainan ini pun disebabkan oleh poligen. Di Amerika Serikat terdapat seorang diantara 750 sampai 1000 kelahiran yang memiliki kelainan ini.
5.    Warna mata manusia
Apabila mata manusia diperhatikan dengan baik, tampak bahwa warnanya berbeda-beda tergantung dari kandung pigmen melanin di dalam iris. Jelaslah berbagai macam warna mata manusia itu disebabkan oleh berperannya poligen.
6.    Hidrosefali, diabetes, tekanan darah tinggi, beberapa penyakit jantung, dan intelegensia pun diduga disebabkan oleh poligen.
            Menurut Nasir (2001) heritabilitas adalah proporsi ragam genetik terhadap besaran total ragam genetik ditambah dengan ragam lingkungan, dengan kata lain heritabilitas merupakan proporsi besaran ragam genetik terhadap besaran ragam fenotipe untuk suatu karakter tertentu. Ada dua nilai heritabilitas yang dikenal dalam pemuliaan tanaman yaitu heritabilitas dalam arti luas dan heritabilitas dalam arti sempit (Alif, 2008).
            Nilai heritabilitas dalam arti luas memperhatikan ragam genetik total dalam kaitannya dengan keragaman fenotipe. Dalam hal ini genotipe dianggap sebagai unit dalam kaitannya dengan lingkungan. Sementara itu heritabilitas dalam arti sempit yang menjadi fokus perhatian adalah keragaman yang diakibatkan oleh peran gen aditif merupakan bagian dari keragaman genetik total. Berdasarkan penjelasan ini dapat dipahami bahwa nilai heritabilitas dalam arti sempit tidak akan pernah lebih besar dibandingkan dengan nilai heritabilitas dalam arti luas untuk suatu karakter tertentu (Alif, 2008).
            Parameter heritabilitas melibatkan semua tipe aksi gen dan oleh karena itu membentuk suatu perkiraan heritabilitas yang luas. Pada kasus dominansi sempurna, bila suatu gamet yang mengandung alel dominan aktif A2 berpadu dengan suatu gamet yang mangandung alel A1 nol, fenotip yang dihasilkan bisa terdiri atas dua unit. Bila dua gamet A2 berpadu, hasil fenotipnya tetap akan terdiri atas dua unit. Sebaliknya, jika gen-gen yang tidak mempunyai dominansi (gen-gen aditif) terlibat, maka gamet-gamet A2 akan menambah satu unit kepada fenotip dari zigot yang dihasilkan, dengan tidak memandang kontribusi alel dari gamet yang berpadu dengannya. Jadi hanya komponen aditif genetik dari variansi yang mempunyai kualitas dapat diramalkan, yang perlua pada formulasi renca-renca pemuliaan. Heritabilitas dalam arti yang lebih sempit ini adalah rasio variansi aditif genetik terhadap variansi fenotip (Stansfield, 1991).
            Harus ditekankan bahwa heritabilitas suatu sifat hanya berlaku pada populasi tertentu yang hidup dalam suatu lingkungan khusus. Suatu populasi yang secara genetik berbeda (mungkin suatu varietas bangsa, ras yang berbeda atau subspesies dari spesies sama) yang hidup dalam lingkungan yang identik, kemungkinan besar mempunyai heritabilitas yang berbeda bagi sifat yang sama. Begitu pula, populasi yang sama kemungkinan besar memperlihatkan heritabilitas yang berbeda bagi sifat yang sama bila diukur dalam lingkungan-lingkungan yang berbeda, karena suatu genotip tertentu tidak selalu memberikan respon terhadap lingkungan-lingkungan yang berbeda dengan cara yang sama. Tidak ada satu genotippun yang mempunyai daya adaptasi yang superior dalam segala macam lingkungan. Hal inilah yang menyebabkan mengapa seleksi alam cenderung menimbulkan populasi-populasi yang secara genetik berbeda dalam suatu spesies, suatu populasi beradaptasi secara khas terhadap kondisi-kondisi setempat dan tidak secara umum beradaptasi terhadap semua lingkungan dimana spesies itu ditemukan (Stansfield, 1991).



BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1 Alat
            Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah kuas, wadah cat, alat tulis menulis dan koin.
III.2 Bahan
            Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah cat air, air, kertas putih dan tissue.
III.3 Prosedur Kerja
            Langkah-langkah yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.        Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2.        Membuat 12 bulatan dengan menggunakan koin pada selembar kertas dengan rincian, 2 bulatan sebagai parental, 1 bulatan sebagai F1 dan 9 bulatan sebagai F2.
3.        Memberi nomor (1,2,3,4,5,6,7,8,9) pada 9 bulatan F2.
4.        Mengambil warna hitam lalu meletakkannya pada bulatan parental dan bulatan nomor 9.
5.        Mengambil warna putih lalu meletakkannya pada bulatan parental dan bulatan nomor 1.
6.        Mencampurkan kedua parental lalu meletakkan hasilnya pada F1 dan bulatan nomor 5.
7.        Mencampurkan bulatan nomor 5 dan bulatan nomor 1 lalu meletakkan hasilnya pada bulatan nomor 3.
8.        Mencampurkan bulatan nomor 3 dan bulatan nomor 1 lalu meletakkan hasilnya pada bulatan nomor 2.
9.        Mencampurkan bulatan nomor 5 dan bulatan nomor 3 lalu meletakkan hasilnya pada bulatan nomor 4.
10.    Mencampurkan bulatan nomor 5 dan bulatan nomor 9 lalu meletakkan hasilnya pada bulatan nomor 7.
11.    Mencampurkan bulatan nomor 5 dan bulatan nomor 7 lalu meletakkan hasilnya pada bulatan nomor 6.
12.    Mencampurkan bulatan nomor 7 dan bulatan nomor 9 lalu meletakkan hasilnya pada bulatan nomor 8.
13.    Membuat laporan praktikum.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil
P1   =          ♀g1g1g2g2g3g3g4g4            ×           ♂G1G1G2G2G3G3G4G4
                          (Putih)                                         (Hitam)

F1   =                                 G1g1G2g2G3g3G4g4
                                                                     (abu-abu)

P2   =          ♀ G1g1G2g2G3g3G4g4     x           ♂ G1g1G2g2G3g3G4g4
F2   =
1 G4G4 =1 (8G)
1 G3G3                             2 G4g4 =2 (7G)
1 g4g4   = 1 (6G)
1 G4G4 = 2 (7G)
1 G2G2                           2 G3g3                    2 G4g4 = 4 (6G)
1 g4g4   = 2 (5G)
1 G4G4 = 1 (6G)
1 g3g3                     2 G4g4  = 2 (5G)
1 g4g4   = 1 (4G)
1 G4G4 = 2 (7G)
1 G3G3                             2 G4g4 = 4 (6G)
1 g4g4   = 2 (5G)
1 G4G4 = 4 (6G)
1 G1G1                                       2 G2g2                            2 G3g3                    2 G4g4            = 8 (5G)
1 g4g4   = 4 (4G)
1 G4G4 =2 (5G)
1 g3g3                     2 G4g4  = 4 (4G)
1 g4g4   = 2 (3G)
1 G4G4 = 1 (6G)
1 G3G3                             2 G4g4 = 2 (5G)
1 g4g4   = 1( 4G)
1 G4G4 =2 (5G)
1 g2g2                             2 G3g3                    2 G4g4 = 4 (4G)
1 g4g4   = 2 (3G)
1 G4G4 = 1 (4G)
1 g3g3                     2 G4g4  = 2 (3G)
1 g4g4   = 1 (2G)
1 G4G4 = 2 (7G)
1 G3G3                             2 G4g4 = 4 (6G)
1 g4g4   = 2 (5G)
1 G4G4 = 4 (6G)
1 G2G2                           2 G3g3                    2 G4g4 = 8 (5G)
1 g4g4   = 4 (4G)
1 G4G4 = 2 (5G)
1 g3g3                     2 G4g4  = 4 (4G)
1 g4g4   = 2 (3G)
1 G4G4 = 4 (6G)
1 G3G3                             2 G4g4 = 8 (5G)
1 g4g4   = 4 (4G)
1 G4G4 = 8 (5G)
2 G1g1                                       2 G2g2                            2 G3g3                     2 G4g4=16 (4G)
1 g4g4   = 8 (3G)
1 G4G4= 4 (4G)
1 g3g3                     2 G4g4  = 8 (3G)
1 g4g4   = 4 (2G)
1 G4G4 = 2(5G)
1 G3G3                             2 G4g4 = 4 (4G)
1 g4g4   = 2 (3G)
1 G4G4 =4 (4G)
1 g2g2                             2 G3g3                    2 G4g4 = 8 (3G)
1 g4g4   = 4 (2G
1 G4G4 =2 (3G)
1 g3g3                     2 G4g4  = 4 (2G)
1 g4g4   = 2 (1G)

1 G4G4 = 1 (6G)
1 G3G3                             2 G4g4 = 2 (5G)
1 g4g4   = 1 (4G)
1 G4G4 = 2 (5G)
1 G2G2                           2 G3g3                    2 G4g4 = 4 (4G)
1 g4g4   = 2 (3G)
1 G4G4 = 1 (4G)
1 g3g3                     2 G4g4  = 2 (3G)
1 g4g4   = 1 (2G)
1 G4G4 = 2 (5G)
1 G3G3                             2 G4g4 = 4 (4G)
1 g4g4   = 2 (3G)
1 G4G4 = 4 (4G)
1 g1g1                                       2 G2g2                             2 G3g3                     2 G4g4            = 8 (3G)
1 g4g4   = 4 (2G)
1 G4G4 =2 (3G)
1 g3g3                     2 G4g4  = 4 (2G)
1 g4g4   = 2 (1G)
1 G4G4= 1( 4G)
1 G3G3                             2 G4g4 = 2 (3G)
1 g4g4   = 1 (2G)
1 G4G4 =2 (3G)
1 g2g2                             2 G3g3                    2 G4g4 = 4 (2G)
1 g4g4   = 2 (1G)
1 G4G4 =1 (2G)
1 g3g3                     2 G4g4  = 2 (1G)
1 g4g4   = 1 (0G)
Rasio Genotip = 1 8G : 8 7G : 28 6G : 56 5G : 70 4G : 56 3G : 28 2G : 8 1G : 1 0G
                        =    1    :    8    :    28    :    56    :    70    :    56    :   28     :    8   :    1

IV.2 Pembahasan
Perbedaan dasar antara sifat kualitatif dan sifat kuantitatif melibatkan jumlah gen yang berkontribusi pada variabilitas fenotip dan derajat di mana fenotip itu dapat dimodifikasi oleh faktor-faktor lingkungan. Sifat-sifat kuantitatif dapat diatur oleh banyak gen  (mungkin 10 sampai 100 atau lebih), masing-masing berkontribusi terhadap fenotip begitu sedikit sehingga pengaruh-pengaruh individunya tidak dapat dideteksi dengan metode-metode Mendel. Gen-gen yang bersifat demikian disebut poligen (Stansfield, 1991).
Dalam genetika kuantitatif, konsep poligen (polygenes, berarti “banyak gen“) digunakan untuk menjelaskan terbentuknya sifat kuantitatif. Ronald Fisher (1918) dapat menjelaskan bahwa sifat kuantitatif terbentuk dari banyak gen dengan pengaruh kecil. Karena pengaruhnya kecil, fenotipe yang diatur oleh gen-gen ini dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Meskipun demikian, penjelasan Fisher ini tetap menempatkan “gen-gen” yang mengatur sifat kuantitatif sebagai sesuatu yang abstrak karena hanya merupakan konsep (Rohmad, 2012).
            Berdasarkan data hasil percobaan, didapatkan hubungan antara banyaknya poligen yang berperan, kelas genotip dan fenotip dalam F2 sebagai berikut:
Jumlah pasangan dan poligen
Bagian dari F2 yang sama dengan salah satu induknya
Jumlah kelas genotip dalam F2
Jumlah kelas fenotip dalam F2
n
( )n
3n
2n+1
4
81
9

            Perbandingan fenotip pada F2 mengikuti aturan tertentu yaitu (a+b)n. Jadi dalam percobaan ini didapatkan perbandingan 1 8G : 8 7G : 28 6G : 56 5G : 70 4G : 56 3G : 28 2G : 8 1G : 1 0G. Perbandingan yang didapatkan ini tidak sesuai dengan perbandingan pada Hukum Mendel. Hal ini disebabkan Mendel meninjau sifat keturunan secara kualitatif berdasarkan adanya sifat dominan dan resesif dan keturunan yang diperoleh akan mempunyai sifat yang tidak jauh berbeda dari sifat kedua induknya. Sedangkan dalam percobaan ini sifat keturunan ditinjau secara kuantitatif karena disebabkan oleh banyak gen (poligen) dimana kedua sifat induknya terakumulasi dan mempengaruhi sifat keturunannya sehingga akan terjadi lebih banyak variasi.
            Contoh pewarisan kuantitatif pada manusia adalah perbedaan warna kulit yang memperlihatkan variasi kuantitatif antara warna muda sampai hitam-arang. Semakin banyak zat melanin (zat yang dapat memberikan warna pada kulit) maka akan semakin gelap warna kulit yang dimilikinya sedangkan semakin sedikit zat melanin maka akan semakin putih warna kulitnya. Hal ini ditunjukkan pula dari hasil pencampuran warna antara warna putih dan warna hitam yang menghasilkan anak dengan warna dari kiri ke kanan semakin gelap.
           
BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
            Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.        Perbedaan mendasar antara sifat kualitatif dengan kuantitatif adalah bahwa sifat kuantitatif ditentukan oleh banyaknya gen (10 sampai lebih 100) disebut poligen. Perbedaan lainnya, sifat kuantitatif sifatnya berupa spektrum, variasi berkesinambungan, berkenaan dengan perkawinan populasi dan dilakukan analisis stastistik. Sedangkan sifat kualitatif sifatnya berupa jenis, variasi tidak berkesinambungan, berkenaan dengan perkawinan individu dan dianalisa dengan menghitung.
2.        Data dikumpulkan berdasarkan kelas genotipnya kemudian dianalisis dengan menggunakan teori pewarisan kuantitatif dan ditafsirkan sesuai dengan hasil persilangan dan rasio yang dihasilkan sehingga dapat dikatakan bahwa ada pengaruh poligen terhadap pola pewarisannya.
V.2 Saran
            Saran saya sebaiknya percobaan dilakukan dengan teliti sehingga hasil dapat lebih akurat. Selain itu, laboratorium perlu dilengkapai dengan fasilitas yang lebih baik untuk mendukung lancarrnya praktikum.




DAFTAR PUSTAKA

Alif, Muhammad Dzikri, 2008, Pola Pewarisan Beberapa Karakter Kualitatif dan Kuantitatif pada Cabai (Capsicum annuum L.), Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Campbell, Neil A. Reece, Jane B. dan Mitchell Lawrence, 2010, Biologi Jilid I Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.

Mentari, Destiny, 2012, Pewarisan Kuantitatif, http://mentarib1ru.blogspot.com, diakses pada hari Jumat 15 Maret 2013 pukul 17:25 WITA.

Rohmad, 2012, Diktat Kuliah Genetika Ternak, Universitas Islam Kadiri, Kadiri.
Stansfield, William D., 1991, Genetika, Erlangga, Jakarta.
Suryo, 2010, Genetika Manusia, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.